Pemimpin Terpilih Tetap Sulit Benahi Indonesia

Monday 7 Jul 2014, 4 : 21 pm

JAKARTA-Pemimpin sehebat apapun tampaknya akan kesulitan membenahi Indonesia. Karena tantangan yang dihadapi begitu besat, contohnya, dari sisi kualitas SDM kalah jauh dengan negara-negara lainnya. “Ibaratnya Indonesia itukan seperti mobil angkot. Bagaimana mobil angkot mau melaju seperti  mobil balap,” kata Pengamat politik, Anwar Arifin dalam diskusi “Mencari Pemimpin Bangsa”, bersama Maswadi Rauf dan Wakil Ketua MPR, Ahmad Farhan Hamid di Jakarta, 07/07/2014).

Menurut Anwar, saat ini yang mendesak perlu diperkuat adalah soal kelembagaan politik, termasuk partai politik. Namun sayangnya citra parpol dimata masyarakat merosot sekarang ini. “Yang jelas untuk menjadi pemimpin di Indonesia, itu harus melalui parpol,” ujarnya.

Dosen Universitas Hasanudin ini mengakui mencari pemimpin di Indonesia itu sulit, karena selera pemimpin yang diinginkan massa belum tentu sama dengan selera elit. “Ditambah lagi dengan kemampuan pendanaan yang besar, jelas sponsornya harus ada,” paparnya.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR, Farhan Hamid menegaskan belum satupun pemimpin yang meng-Indonesia. Karena memang belum jelas sampai sekarang ini. “Masalahnya, yang punya kepentingan terhadap kepemimpinan di Indonesia itu, adalah orang asing,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, lanjut Farhan, masyarakat Indonesia jangan terlalu fanatik terhadap pernyataan-pernyataan orang asing. “Mereka punya kepentingan. Makanya, sore ini pimpinan MPR mengundang 7 pimpinan lembaga tinggi negara sore ini,” ucapnya.

Sedangkan pengamat politik Maswadi Rauf menegaskan Indonesia membutuhkan pemimpin yang bisa menegakkan hukum secara tegas. “Kita butuh pemimpin bangsa yang sesuai dengan kondisi negara saat ini. Jadi bukan sekedar lip service,” jelasnya.

Menurut Guru Besar Ilmu Politik UI ini, pemimpin yang paling ditunggu rakyat itu, adalah pemimpin yang mampu menegakkan anti korupsi. Namun untuk menegakkan ini, lawannya sangat kuat. “Karena  ada mafia impor,  apalagi kebijakan impor dilakukan bukan untuk memenuhi kepentingan rakyat. Tapi mengejar fee,” terangnya.

Masalahnya, lanjut Maswadi, berani atau tidak pemimpin sekarang ini tak memakai orang-orang ini dalam pemerintahan. “Kalau pemimpin yang muncul ternyata tak berani, maka kita akan terbelakang dan kalah dengan negara-negara lain,” tuturnya.

Yang jelas, kata Maswadi lagi, kelemahan pemerintahaan saat ini terletak pada masalah koordinasi dan manajemen. “Para pejabat inikan sering sibuk berdebat dengan kewenangan, lihat saja, urusan soal jalan. Tidak selesai-selesai. Padahal, jalan raya merupakan uratnadi perekonomian dan pembangunan,” pungkasnya. (ek)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Demi Gaet Investor, Akses Data Migas Gratis

JAKARTA–Kementerian Energi Sumber Daya Migas (ESDM) menggratiskan data untuk dapat

PT SMI Hadirkan Inovasi Baru Berteknologi Virtualization: Intel IDNUC 

JAKARTA- PT Synnex Metrodata Indonesia (“SMI”)—salah satu entitas anak Metrodata Group