Penuhi Permintaan Pasar Luar Negeri, SBAT Berencana Gelar Rights Issue

Monday 4 Oct 2021, 11 : 48 am
by
saat ini proses perizinan rights issue sedang berjalan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sehingga pelaksanaannya diperkirakan bisa berlangsung pada pekan ketiga atau pekan keempat bulan ini.
PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk

JAKARTA-PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT) berencana melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PM-HMETD) alias rights issue, seiring dengan upaya perseroan untuk memenuhi tingginya permintaan produk tekstil dari pasar luar negeri.

Menurut Direktur Utama SBAT, Jefri Junaedi dalam keterangan resmi perseroan yang dilansir Senin (4/10), saat ini proses perizinan rights issue sedang berjalan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sehingga pelaksanaannya diperkirakan bisa berlangsung pada pekan ketiga atau pekan keempat bulan ini.

Dia menyebutkan, total dana yang akan dihimpun melalui aksi korporasi ini mencapai Rp132 miliar.

Sebesar Rp70 miliar dari dana hasil rights issue akan digunakan untuk pembelian tiga set mesin Open-End beserta fasilitas pendukung.

Sedangkan, sisanya akan digunakan sebagai modal kerja, seperti pembelian bahan baku, pembayaran utilitas, pembayaran tenaga kerja dan pembelian suku cadang.

Lebih lanjut Jefri menyampaikan, sebagian besar dana rights issue yang akan dimanfaatkan untuk pembelian mesin tersebut sejalan dengan rencana SBAT yang berkeinginan menambah kapasitas produksi.

Sehingga, upaya ini mampu memperluas target pasar di perdagangan internasional, khususnya benang jenis open-end.

Meskipun di tengah kondisi pandemi Covid-19, lanjut Jefri, SBAT tetap berencana memperluas pangsa pasar di luar negeri, setelah sebelumnya sukses menembus pasar Arab Saudi dengan memasok produk benang baru untuk pembuatan sajadah.

“Perseroan terus berkeinginan membawa produk benang jenis open-end yang biasa digunakan oleh industri manufaktur, perkebunan dan bengkel ke negara-negara Eropa, seperti Ukraina, Lithuania, Bosnia Herzegowina dan negara-negara lainnya,” tuturnya.

Dia menambahkan, SBAT terus berupaya mencari peluang di tengah kondisi krisis, —alih-alih mengurangi jumlah pegawai— perseroan justru menambah jumlah pegawai dalam beberapa bulan terakhir. Karena, kata dia, saat memasuki musim dingin di Eropa dan Korea terjadi peningkatan permintaan benang.

“Walaupun sempat mengalami penurunan di tahun lalu, dengan produksi hanya berjalan 50 persen karena negara-negara pelanggan seperti Korea Selatan, Malaysia dan Bangladesh mengalami lockdown. Saat ini, port di negara- negara tersebut telah kembali dibuka pada Agustus dan perseroan kembali merekrut karyawan untuk menambah produksi. Total karyawan hingga hari ini sekitar 700 orang,” papar Jefri.

Jefri mengungkapkan, upaya pengembangan usaha dan perluasan pasar yang dilakukan SBAT akan dibarengi dengan konsistensi dalam menyediakan layanan dan kualitas terbaik berbasis ramah lingkungan.

“Dengan berorientasi mengembangkan pasar ekspor, diharapkan dapat memenuhi anjuran pemerintah untuk menambah devisa negara dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi,” kata Jefri.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

LPEI Gandeng PT WIKA dan PT DI Lebarkan Pembiayaan Hingga ke Afrika

BALI-Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bekerja sama dengan PT Wijaya

HappyFresh dan Orami Eksplorasi Penggunaan Pay by QR Dimo

JAKARTA-Solusi pembayaran digital Pay by QR dari Dimo Pay Indonesia