Perbaiki Infrastruktur Lunak , Indonesia Hemat Rp 700 Triliun

Monday 2 Mar 2015, 5 : 11 pm
by

JAKARTA-Pemerintahan akan bekerja cepat untuk mengatasi berbagai hambatan dalam pembangunan infrastruktur nasional yang menjadi penopang roda perekonomian Indonesia. Salah satu langkah yang ditempuh adalah memperbaiki infrastruktur lunak, regulasi,dan tata niaganya tanpa perlu membangun pelabuhan baru. Dengan cara ini, pemerintah Indonesia berpotensi menghemat Rp. 700 Triliun, dan meningkatkan 0,6-0,7% pertumbuhan ekonomi.

Sekretaris Kabinet (Seskab) Andi Widjajanto mengaku optimis penghematan hingga Rp. 700 Triliun dapat tercapai dengan mengintegrasikan antara custom dan karantina di pelabuhan. “Tidak membangun dermaga baru, ini tidak membeli kapal baru, ini tidak membeli crane-crane baru dipasang di pelabuhan. Yang diutak-utik cuma infrastruktur lunaknya, regulasi, tata niaganya,” kata Andi Widjajanto saat menjadi keynote speaker di Seminar Nasional Penanggulangan Maritime Transnational Organized Crime Menuju Visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (2/3)

Menurutnya, perbaikan infrastruktur ini merupakan komponen ketiga dari lima komponen poros maritim, yakni konektivitas maritim. “Jadi bukan hanya hard infrastructure-nya, tapi juga soft infrastructure-nya,” tandasnya.

Konektivitas maritim, kata Andi, selain akan menekan efisiensi,  juga diyakini akan membantu Indonesia melakukan pencegahan transnational crime di laut. “Karena kalau standar-standarnya berbeda-beda, kalau kemudian manifest security clearance-nya berbeda-beda antar satu pelabuhan dengan pelabuhan lain, kemudian akan muncul lubang-lubang yang akan digunakan oleh organized crime. Ini salah satu fungsinya di situ,” katanya.

Lebih lanjut dia menjelaskan , ada tiga perspektif besar untuk menyusun poros maritim ini. Pertama, bahwa politik luar negeri suatu negara harus relevan dengan karakter dasar geografi negara tersebut.

Kedua, apa yang akan menjadi sumber kekuatan (source of power) di abad ke-21, yang ingin diperjuangkan oleh Indonesia ke depan bahwa source of power ke depan bukan militer, ekonomi, tapi sesuatu yang setiap saat kita lakukan setiap hari yaitu konektivitas. “Dan ketiga, berkaitan dengan satu konsep/gagasan klasik yang diterima semua anak sekolah ketika disebut bahwa Indonesia berada pada kawasan strategis, terletak di antara dua benua dan dua samudra,” jelasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo disela-sela acara East Asia Summit di Beijing menggagas lima komponen poros maritim, yaitu: budaya maritim, ekonomi maritim, konektivitas maritim, pertahanan maritim, dan diplomasi maritim.

Menurut Seskab, konektivitas maritim menjadi kunci karena kemudian satu-satunya bagi Indonesia sekarang untuk menurunkan, secara signifikan, harga logistik itu bukan mengembangkan transportasi udara, bukan mengembangkan transportasi darat, misalnya jalan tol atau kereta api, tapi kuncinya adalah laut. “Itu yang akan menurunkan indeks harga logistik kita secara signifikan. Sekarang indeks harga logistik kita itu di Asean paling rendah, bahkan di bawah Vietnam. Presiden menginginkan dalam waktu 3 tahun, indeks harga logistiknya bisa kira-kira mirip Malaysia,” pungkasnya

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pemegang Saham Setujui Rencana GGRM Bagi Dividen Rp2.250/Saham

JAKARTA-Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Gudang Garam Tbk

95 Orang PMKS Dadap Pulang Kampung

TANGERANG-Sebanyak 95 dari 352 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), yang bekerja di wilayah