JAKARTA-Pada perdagangan perdana karbon di IDXCarbon (26/9), sejumlah bank tercatat menjadi pembeli unit karbon Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) dari Proyek Lahendong Unit 5 dan Unit 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).
Hingga pukul 11.00 WIB, perdagangan karbon sebanyak 459.495 tCO2e sebanyak 24 kali dari 28 kali transaksi yang masuk, dengan nilai transaksi yang terbentuk mencapai Rp77 ribu.
Nilai transaksi ini meningkat dibanding saat pembukaan pukul 9.WIB senilai Rp69.600 dari 13 kali transaksi, dengan volume sebesar 459.914 tCO2e.
Menurut Kapala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi, pada peluncuran perdana perdagangan karbon di IDXCarbon hari ini, sejumlah lembaga perbankan terpantau menjadi pembeli unit karbon.
Dia menilai, peran beberapa bank sebagai pengguna jasa bursa karbon ini tidak terlepas dari upaya penerapan prinsip environmental, social and governance (ESG).
“Salah satunya, ingin juga dinyatakan atau dilabelkan sebagai bank yang green,” tegas Inarno.
Pada hari ini, ujar Inarno, sudah ada beberapa bertindak sebagai pembeli unit karbon.
“Kami juga melihat bahwa dalam hari ini saja, ada beberapa bank yang memang berinisiatif untuk membeli unit karbon. Bahkan, bank yang berbau asing, di regionalnya membeli hal (unit karbon) tersebut,” ucapnya.
Perlu diketahui, sejumlah bank yang melakukan pembelian unit karbon di hari ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank DBS Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BEI selaku Penyelenggara IDXCarbon, Iman Rachman mengatakan, keputusan lembaga perbankan sebagai pembeli unit karbon sebagai upaya mengurangi emisi karbon dan menopang penerapan strategi ESG perseroan.