Perlu RUU Ekonomi Kreatif Untuk Hadapi MEA

Friday 26 Dec 2014, 12 : 56 am

JAKARTA–Pasar tunggal Asean yang lebih dikenal dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tinggal beberapa hari lagi. Karena 2015, Indonesia secara otomatis masuk pasar tersebut.  “Kita membutuhkan RUU Ekonomi Kreatif ke DPR untuk dijadikan prioritas pembahasan pada 2015, karena pasar MEA sudah di depan mata,” kata Wakil Ketua Komite III DPR Fahira Idris di Jakarta, Kamis (25/12/2014).

Menurut Fahira, RUU Ekonomi Kreatif bukan hanya melindungi para pekerja kreatif, tetapi juga agar ada keberpihakan konkret dari pemerintah untuk kemajuan ekonomi kreatif baik dari sisi infrastruktur maupun pendanaan. “Ini agar pekerja kreatif Indonesia bisa bersaing dan mampu menguasai ASEAN,” ujarnya

Berdasarkan data, kata Fahira,  kontribusi ekonomi kreatif sangat signifikan bagi perekonomian. Pada 2013 saja ekonomi kreatif menyumbang 7,05 %  PDB  Indonesia atau sekitar 641.815,4 miliar rupiah dari total PDB yang mencapai 9.109.129,4 miliar rupiah. Belum lagi sumbangannya untuk penyerapan tenaga kerja yang mampu menyerap tenaga kerja sebesar 11.872.428 orang atau 10,72% dari total penyerapan tenaga kerja sebesar 110.801.648 orang.

Bagi Fahira, pondasi utama dari pengembangan ekonomi kreatif adalah orang-orang kreatif yang ada di Indonesia. “Yang mereka butuhkan sumber daya, industri, pembiayaan, pemasaran dan teknologi. Satu lagi yang juga sangat penting segera direalisasikan adalah kelembagaan yang mewadahi mereka,” ungkap aktivis sosial yang juga pengusaha kreatif ini.

Apalagi sebagai negara terbesar di Asean baik dilihat dari sisi jumlah penduduk, luas wilayah, dan PDB. Tentu Indonesia akan menjadi target utama negara-negara ASEAN.  “Harusnya ini tugas parlemen periode lalu,  jadi saat MEA diterapkan kita sudah ada undang-undang yang melindungi pekerja kreatif kita,” pungkasnya. (ec)

Memang kini di dunia, setelah pertanian, industri dan informasi, perkembangan ekonomi akan berorientasi pada ide dan gagasan kreatif. Untuk Indonesia, Ekonomi Kreatif dipandang sebagai solusi kemajuan ekonomi Indonesia yang selama ini masih bergantung pada eksploitasi sumber daya alam. (ec)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Neurabot, Startup Deteksi Dini Covid-19

JAKARTA-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengapresiasi perusahaan rintisan (startup) dalam negeri, Neurabot,

BI NTT Terus Genjot UMKM Lokal

LABUAN BAJO-Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa