Presiden Jokowi Mengaku Dihambat 42.000 Peraturan

Tuesday 24 Oct 2017, 9 : 59 pm
by
Presiden Jokowi saat menghadiri Rembuk Nasional ke-3 Tahun 2017, di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, Senin (23/10)

JAKARTA-Presiden Joko Widodo mengaku mengikuti perubahan-perubahan global yang sekarang ini sudah sangat cepat. Namun itu tidak mudah dilakukan karena masalah regulasi.

Bahkan tercatat, 42 ribu peraturan baik undang-undang, peraturan presiden, peraturan menteri, peraturan gubernur hingga peraturan wali kota yang rentan memiliki makna bertentangan.

“Saya masih pusing mengatasi 42.000 peraturan ini. Nanti saya minta pakar hukum urusi 42.000 ini gimana. Ya paling tidak separuh hilang sudah untuk mempercepat lari kita. Kita ini ingin lari tapi problemnya di sini,” kata Presiden Jokowi saat menghadiri Rembuk Nasional ke-3 Tahun 2017, di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, Senin (23/10).

Tahun lalu, Presiden mengaku telah menghapus 3.153 Perda. Namun ia tetap meminta kepada sejumlah kepala daerah untuk tidak membuat peraturan daerah, kecuali beberapa peraturan yang berkualitas.

Presiden juga memintakan agar DPR tidak perlu membuat banyak undang-undang hanya sekadar proyek. Namun dapat membuat beberapa regulasi yang juga mumpuni.

Kepala Negara mengingatkan, ke depan bukan negara kuat mengalahkan negara kecil atau negara kuat mengalahkan negara yang sedang, tidak. Tetapi, ke depan itu negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat. “Bukan negara besar mengalahkan negara kecil,” tegas Presiden menekankan.

Pada kesempatan itu Presiden Jokowi juga menegaskan sikap pemerintah bahwa saat ini masih fokus terhadap pembangunan infrastruktur.

“Tadi ada yang menyapaikan saya jangan hanya jadi panglima infrastruktur. Sekarang ini saya baru fokus, jadi panglimanya di infrastruktur dulu, jangan berbelok ke yang lain,” kata Presiden Jokowi.

Namun, Presiden menegaskan, bahwa dirinya tidak mau hanya sekadar menerima laporan pembangunan infrastruktur dari belakang meja. Karena itu, Presiden menegaskan dirinya akan terus “blusukan” ke daerah-daerah untuk mengawasi langsung progres pembangunan sehingga cepat terlaksana.

“Semua saya awasi betul, saya ikuti betul, di lapangan saya ikuti betul. Datang ke satu tempat bisa sampai enam kali. Kenapa begitu ya memang dalam manajemen kalau enggak ada pengawasan atau kontrol tidak akan jadi,” jelas Presiden Jokowi.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Indonesia Tengah Hadapi Darurat Ekonomi Nasional

JAKARTA-Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) tampaknya akan menerima hantaman

Janda di Tangsel Ini Sebut Janji Bansos Pemerintah Bak Angin Surga

TANGERANG-Pekerja harian lepas, tanpa kepastian pendapatan merasa sangat terpukul dengan