Presiden Optimistis Tahun 2016 Ekonomi Membaik

Senin 4 Jan 2016, 2 : 55 pm
by
Presiden Jokowi didampingi menteri terkait saat membuka perdagangan saham di gedung BEI Jakarta, Senin (4/1)

JAKARTA-Presiden Joko Widodo optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2016 jauh lebih baik dibanding tahun lalu. Hal ini seiring dengan keberhasilan pemerintah melewati rintangan yang sangat berat di tahun 2015, terutama banyaknya tantangan yang dihadapi di sektor keuangan. “Banyak orang yang ragu-ragu mengenai realisasi APBN setiap hari, sehingga membuatnya setiap hari, pagi, tengah malam, pasti saya cek, mengontrol penerimaannya,” kata Presiden Jokowi saat membuka perdagangan saham 2016 di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (4/1).

Namun keraguan itu terpatahkan dengan sendirinya. Terbukti, pemerintah mampu menjaga ekonomi dengan baik.

Data meyebutkan, realisasi pendapatan negara mencapai 84,7 persen (Rp 1.491 triliun), penerimaan pajak mencapai 83 persen (Rp1.235,8 triliun), dan penerimaan non pajak 93,8 persen (Rp252,4 triliun plus penerimaan hibah kurang lebih Rp3 triliun).

Sementara, serapan belanja negara mencapai 91,2 persen atau sebesar Rp 2.810 triliun, meleset sedikit dari perkiraan sebesar 92-93 persen, dan masih ada Silpa Rp 10,8triliun. “Artinya apa? Apa yang kita takutkan tidak terjadi. Kalau kita kerja biasa-biasa mungkin yang seperti diperkirakan orang itu akan terjadi. Tetapi dengan deregulasi yang setiap seminggu, setiap dua minggu keluar, saya meyakini ini memang kesempatan,” terangnya.

Sedangkan mengenai pertumbuhan ekonomi, Presiden memperkirakan pertumbuhan ekonomi berkisar antara 4,7-4,8 persen, turun dari 2014 sebesar 5 persen. “Itupun sebetulnya kalau saat itu, tahun kemarin kita optimis semuanya, sebetulnya kejadiannya akan berbeda. Karena rasa optimis itu sulit sekali dimunculkan. Semuanya menunggu semuanya. Semuanya wait and see semuanya,” terangnya.

Inflasi

Presiden juga menyebutkan, angka inflasi 2014 sebesar 8,3 persen. Waktu dipasang pasti di bawah lima persen, kata Presiden, banyak orang yang tidak percaya. “Tapi alhamdulillah 2015 inflasinya hanya 3,3 persen. BI kerja keras, pemerintah kerja keras, semuanya. Demand dan supply betul-betul kita lihat setiap hari,” paparnya.

Jokowi mengaku terus menjaga agar inflasi betul-betul di bawah lima persen. Langkah yang ditempuh dengan memantau perkembangan harga sejumlah komoditi dipasar. “Saya menelepon Menteri Perdagangan, Kepala Bulog, Menteri Pertanian, tengah malam, pagi-pagi subuh, kalau ada besar sudah akan naik, cari siapa yang nimbun. Cabai, telur, baru akan merangkak saja, pasti saya akan telpon. Karena saya punya orang-orang di pasar induk, di pasar-pasar tradisional saya punya orang. Pak, cabai sudah naik. Pak, beras sudah merangkak naik,” terangnya.

Oleh sebab itu, Presiden Jokowi mengajak semua pihak untuk kerja keras dalam rangka meraih pertumbuhan ekonomi. “Harus kerja keras mengendalikan inflasi, kerja keras menurunkan angka kemiskinan, kerja keras kita semuanya untuk membuka lapangan pekerjaan, kerja keras mengatasi ketimpangan wilayah yang kaya dan miskin. Ini pekerjaan kita semuanya,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga mengajak semua perusahaan, kecil, tengah, atas, tahun ini berbondong-bondong melakukan revaluasi aset. “ Jadi yang revaluasi aset jangan yang gede-gede, yang tengah juga lakukan, yang kecil juga lakukan. Itu merupakan sebuah kekuatan, sebuah power yang akan menaikkan pertumbuhan ekonomi kita,” pungkasnya.

 

Komentar

Your email address will not be published.

Don't Miss

Potensi Gas Untuk Domestik Terus Dioptimalkan

BALI-Pemerintah memastikan untuk terus mengoptimalkan pemanfaatan peningkatan pemanfaatan gas untuk

Pemerintah Merancang Kota Kreatif Seperti Paris

JAKARTA-Pemerintah bersama Badan Ekonomi Kreatif tengah merancang pembangunan kota kreatif