JAKARTA-Pemerintah memberikan isyarat kuat soal kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Alasannya, beban subsidi harus dikurangi demi menjaga perekonomian dan kesejahteraan rakyat Indonesia. “Saya harus mengatakan dengan gamblang bahwa subsidi BBM perlu diturunkan. Caranya dengan menaikkan harga BBM secara terbatas dan terukur,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta, Kamis (30/4)
Namun Presiden SBY sendiri mengaku tidak memiliki niatan untuk menaikkan harga BBM sesuai harga keekonomian yang mencapai Rp 10.000 per liter. Dengan kebijakan ini, lanjut Presiden, fiskal dan APBN akan menjadi sehat, perekonomian menjadi lebih aman di tengah resesi dunia, ketahanan ekonomi terjaga, lebih banyak biaya untuk kesejahteraan rakyat dan membangun infrastruktur, serta subsidi akan lebih adil dan tepat sasaran.
Lebih jauh Kepala Negara menjelaskan bila tidak ada kenaikan harga BBM, subsidi total di APBN akan melonjak menjadi Rp 446,8 triliun dengan subsidi BBM mencapai Rp 297,7 triliun dan defisit akan menjadi Rp 353,6 triliun atau 3,83 % dari produk domestik bruto Indonesia.
Komentari tentang post ini