Program MP3EI Koridor Jatim Rampung 71%

Friday 5 Sep 2014, 6 : 16 pm
by

SURABAYA-Pelaksanaan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) , Koridor Ekonomi Jawa telah berhasil mengerjakan sebanyak 102 proyek, senilai Rp 307 triliun dari Rp 443 triliun atau sekitar 71 persen hingga tahun 2014. Dari total realisasi proyek MP3EI tersebut paling banyak berada di Jatim, atau sekitar Rp 100 triliun lebih dari total nilai proyeknya.  “Proyek yang telah terealisasi sebanyak 71 persen. Sisanya sudah dilakukan, tetapi belum groundbreaking,” ujar Gubernur Jawa Timur  Soekarwo saat melakukan Video Conference dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Peresmian dan Groundbreaking Proyek-Proyek Koridor Ekonomi Jawa di Terminal Multipurpose Teluk Lamong, Jumat (5/9).

Pakde Karwo sapaan akrabnya menyampaikan, beberapa proyek koridor ekonomi Jawa yang diresmikan oleh Presiden RI SBY antara lain Pembangunan Terminal Multipurpose Teluk Lamong Tahap 1 senilai Rp 4,1 triliun, Pembangunan Jalur Ganda (double track) KA lintas utara Jawa Cirebon-Surabaya senilai Rp 16,4 triliun, Pengembangan Terminal Bandara Internasional Juanda Rp. 1,05 triliun, Pengembangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta senilai Rp 26,2 triliun, Pembangunan Bandara Internasional Kertajati senilai Rp 8,2 triliun.

Selain itu, Pembangunan Jalan Tol Cikampek-Palimanan senilai Rp 1,25 triliun, Pembangunan Jalur Ganda KA dan elektrifikasi Serpong-Maja-Rangkasbitung senilai Rp. 1,5 triliun, Pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang senilai Rp. 545 miliar, Pengembangan PLTU Adipala 660 MW senilai Rp. 6,9 triliun, Pembangunan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto senilai Rp. 3,1 triliun, Pembangunan Jalan Tol Gempol-Pandaan senilai Rp. 1,1 triliun, Pengembangan Pelabuhan Branta Kab. Pamekasan senilai Rp.158 miliar, Pembangunan Pabrik Kendaraan bermotor R-4 senilai Rp. 11,8 triliun, Pembangunan Pabrik Semen Merah Putih senilai Rp. 6,8 triliun, Pembangunan Smelter 1.200 MT Kab. Gresik senilai Rp. 1,29 triliun, Pembangunan Smelter 300 ribu MT Kab. Tuban senilai Rp. 3,6 triliun, Pembangunan Smelter 243,6 ribu MT Kab. Situbondo senilai Rp. 4,02 triliun, dan Pembangunan Smelter 100 ribu MT Kab. Tuban senilai Rp. 1,9 triliun.

Menurutnya, dampak pembangunan proyek MP3EI bagi daerah salah satunya dicontohkan seperti pembangunan pabrik smelter yang mengolah bahan bakunya,akan disertai industri pendukungnya dan infrastruktur seperti double track, pelabuhan, lapangan terbang, jalan tol. “Tentunya pembangunan proyek MP3EI ini bisa membuat competitiveness Jatim naik. Selain itu, Jatim dapat menjadi barometer dan generator ekonomi yang penting bagi Kawasan Indonesia Timur” katanya.

Karena itu, Pakde Karwo optimis, dengan selesainya pembangunan dan peresmian beberapa proyek MP3EI akan mampu meningkatkan tingkat perekonomian daerah dan masyarakat.

Ditambahkan, Terminal Teluk Lamong merupakan salah satu proyek MP3EI yang telah selesai dibangun dan akan segera diresmikan. Terminal Teluk Lamong dibangun dengan konsep green port untuk meningkatkan kapasitas Pelabuhan Tanjung Perak. Green Port artinya adalah truk-truk yang berada terminal ini menggunakan bahan bakar gas yang ramah lingkungan.

Sementara itu, Presiden RI SBY dalam Video Conference menyampaikan, perekonomian negara Asia saat ini telah menjadi pilar penting dalam pertumbuhan perekonomian global. Karenanya, Indonesia harus mampu meningkatkan daya saing agar dapat berkompetisi dalam perekonomian global.

Ia mengatakan, pemerintah-pemerintah se-Asia sepakat untuk meningkatkan konektivitas di ASEAN dan Asia. Hal ini dilakukan, agar Asia terhubung satu sama lain. Meski demikian, SBY melihat sebelum membangun konektivitas antar Asia, pembangunan konektivitas di Indonesia harus dikembangkan terlebih dahulu. Untuk itu, ia pun menerapkan proyek MP3EI.  “Maka kewajiban kita memastikan negara kita yang tersebar dalam berbagai provinsi terhubung dengan baik. Jadi domestic lebih penting, sebelum kita menghubungkan dengan negara lain,” ujar Presiden RI SBY di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.

Lebih lanjut disampaikannya, pembangunan konektivitas ini memang tidak bisa saling menunggu, karena telah berjalan dengan paralel. “Karenanya pembangunan harus dipercepat sehingga memiliki daya saing tinggi. Jadi ketika terhubung, kita tidak dirugikan, paling tidak sama-sama memberikan manfaat,” tegasnya.

Dalam laporan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung disebutkan, saat ini telah terjadi perubahan yang signifikan pada pembiayaan proyek pembangunan di Indonesia. “Telah terjadi perubahan yang signifikan dalam sumber pendaan ekonomi nasional,” ujarnya.

Adapun pembiayaan investasi proyek MP3EI terdiri dari pembiayaan investasi diperoleh dari 26,2 persen BUMN, 37,9 persen dari pihak swasta, 15,6 persen dari Pemerintah APBN dan APBD, dan 20,3 persen berasal dari campuran BUMN dan swasta. “Pembangunan ekonomi daerah saat ini tidak lagi mengandalkan dana dari pemerintah yang terdapat pada APBN dan APBD,” jelas CT panggilan akrabnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) (Pelindo III) Djarwo Surjanto mengatakan Terminal Teluk Lamong saat ini telah masuk dalam tahapan akhir menjelang penngoperasian.  Hal itu diungkapkan Djarwo saat mendampingi Pakde Karwo dalam acara video conference dengan Presiden RI SBY. Menurut Djarwo, pembangunan fisik Terminal Teluk Lamong telah selesai dilakukan dan alat-alat pendukung operasional juga telah siap untuk digunakan. “Secara fisik bangunan Terminal Teluk Lamong telah siap, tinggal proses pelaksanaan testing dan komissioning peralatan angkat dan angkut yang saat ini sedang berlangsung,” katanya.

Uji coba peralatan dimaksud adalah uji coba ship to shore crane/STS (alat bongkat muat petikemas dari dan ke kapal), automated stacking crane/ASC (alat bongkat muat di lapangan penumpukan petikemas) dan Stradle Carrier/SC (alat angkat untuk memindahkan petikemas) serta Automotive Terminal Tractor /ATT (yang digunakan untuk mengangkut petikemas.  Semua peralatan angkat dan angkut tersebut perlu diuji coba untuk memastikan semua fungsi dapat berjalan dengan baik dan memenuhi standar kinerja yang ditetapkan oleh perusahaan. “Alat-alat tadi tergolong baru khususnya automated stacking crane. Di Indonesia baru Terminal Teluk Lamong yang menggunakan alat tersebut, jadi perlu diuji coba terlebih dahulu,” tambah Djarwo.

Video Conference Peresmian dan Groundbreaking Proyek-Proyek di Koridor Ekonomi Jawa merupakan salah satu rangkaian kegiatan Refleksi tiga tahun pelaksanaan MP3EI  yang bertema “Kemajuan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025”.

Dalam kegiatan itu, Presiden RI SBY secara serentak melakukan video conference dengan enam kepala daerah di enam koridor ekonomi MP3EI. Para kepala daerah itu melaporkan proyek MP3EI kepada Presiden langsung dari lokasi proyek yang masuk dalam MP3EI. Keenam kepala daerah itu adalah Gubernur Sumatera Utara (mewakili koridor ekonomi Sumatera) melaporkan langsung dari Stasiun Kereta Api Bandara Kualanamu-Medan, Gubernur Kalimantan Barat (mewakili koridor ekonomi Kalimantan) melaporkan langsung dari pabrik pengolahan bauksit-Ketapang,  Gubernur Jawa Timur (mewakili koridor ekonomi Jawa) melaporkan langsung dari Terminal Teluk Lamong-Surabaya, Gubernur Sulawesi Tengah (mewakili koridor ekonomi Sulawesi) melaporkan langsung dari Pelabuhan Pantoloan-Palu, Gubernur Nusa Tenggara Barat (mewakili koridor ekonomi Bali-Nusa Tenggara) melaporkan dari Kawasan Wisata Teluk Mekaki-Lombok, dan Gubernur Papua (mewakilai koridor ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku) melaporkan langsung dari Bandara Sentani-Jayapura.

Video conference digelar dalam rangka mengetahui perkembangan proyek-proyek MP3EI yang telah dimulai sejak tiga tahun silam.  Dalam kegiatan ini, masing-masing kepala daerah melaporkan proyek-proyek MP3EI baik yang masih berupa rencana pembangunan, masih dalam masa pembangunan, maupun yang telah selesai dilaksanakan dan siap untuk diresmikan.

Secara keseluruhan, terdapat 61 proyek yang masuk dalam program MP3EI yang tersebar di enam koridor ekonomi, meliputi 11 proyek di koridor ekonomi Sumatera, 19 proyek di koridor ekonomi Jawa, 11 proyek di koridor ekonomi Kalimantan, 9 proyek di koridor ekonomi Sulawesi, 8 proyek di koridor ekonomi Bali-Nusa Tenggara, dan 7 proyek di koridor ekonomi Papua-Kepulauan Maluku.

Hingga Agustus tahun 2014, realisasi investasi proyek MP3EI di enam koridor ekonomi di Indonesia mencapai Rp. 863,5 triliun dengan total proyek sebanyak 383 proyek terdiri dari 173 proyek investasi sektor riil senilai Rp. 441,2 triliun dan 209 proyek infrastruktur senilai Rp. 422,3 triliun. (LITA)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Ikuti Puncak Hari Indonesia Menabung 2023, Bank DKI Dorong Literasi Keuangan Bagi Pelajar Banten

JAKARTA-– Sebagai wujud dukungan Bank DKI dalam mendorong peningkatan literasi
beban pokok penjualan KAEF di paruh pertama 2021 meningkat menjadi Rp3,7 triliun dari Rp2,9 triliun di periode yang sama 2020. Sehingga, laba bruto di Semester I-2021 menjadi Rp1,86 triliun.

Kuartal I-2022, Laba Bersih KAEF Turun 66,63% Jadi Rp5,77 Miliar

JAKARTA-PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) selama tiga bulan pertama