PUPR Bangun Rusus Untuk Nelayan NTB Senilai Rp33,6 Miliar

Tuesday 31 Jul 2018, 3 : 25 pm

DOMPU-Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan rumah khusus untuk nelayan bertujuan agar nelayan memiliki rumah layak huni dan mengatasi kawasan kumuh di pesisir laut. “Rumah khusus adalah program Kementerian PUPR yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan khusus, seperti nelayan, pemukiman kembali korban bencana/pengungsi, guru, tenaga medis, TNI/Polri dan petugas di daerah perbatasan dan pulau terpencil,” kata Menteri Basuki.

Sebagai ilustrasi di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Senin (31/7/2018). Kementerian PUPR pada 2017 telah selesai membangun 204 unit rumah khusus nelayan yang tersebar di 3 (tiga) lokasi yang seluruhnya sudah dihuni. Lokasi pertama adalah Rusus nelayan di Desa Tanjung luar, Kabupaten Lombok Timur sebanyak 52 unit. Kemudian 100 unit untuk nelayan di Desa Labuhan Jambu, Kabupaten Sumbawa dan 52 unit di Desa Hu’u, Kabupaten Dompu. Total biaya pembangunan 204 rusus tersebut sebesar Rp 33,6 miliar.

Suwaidin (21 tahun) salah seorang nelayan di Desa Hu’u mengatakan sebelumnya menempati rumah dengan satu kamar dari bilik bambu dengan atap yang sudah reot. “Kami sangat bersyukur mendapat bantuan rumah khusus ini. Untuk mendapat Rusus ini tidak dikenakan biaya apapun, hanya mengumpulkan KTP dan Kartu Keluarga saja. Jaraknya ke laut juga tidak jauh hanya lima menit berjalan kaki,” kata Suwaidin yang tinggal bersama istri dan seorang anaknya.

Manfaat Rusus juga dirasakan Indah (26 tahun) yang mengatakan kondisi bangunan rusus kokoh serta tersedia fasilitas air minum dan jalan lingkungan. “Sebelumnya keluarga kami tinggal bersama mertua. Rumahnya tidak layak huni, dindingnya sudah rapuh, tidak bisa untuk bersandar karena khawatir rubuh,” kata Indah yang sudah menempati Rusus sejak Januari 2018. Rusus di Desa Hu’u dibangun sebanyak 52 unit melalui anggaran Ditjen Penyediaan Perumahan dengan anggaran total Rp 7,45 miliar.

Rumah yang dibangun tipe 36 dengan luas tanah 120 m2 dengan pondasi batu kali, dinding bata merah diplester dan cat, atap menggunakan rangka baja ringan dan genteng metal serta lantai keramik.
Masyarakat nelayan Desa Hu’u nyaman tinggal di rusus karena sudah dilengkapi menara air dan jaringan air ke masing-masing rumah, listrik, drainase dan jalan lingkungan berupa paving block.

Direktur Rumah Khusus, Ditjen Penyediaan Perumahan, Christ Robert Marbun, mengatakan bahwa pada tahun 2018, anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan rusus di NTB adalah sebesar Rp 17,5 miliar pada tiga lokasi yakni di Kota Bima sebanyak 90 unit yang diperuntukan bagi korban banjir tahun 2016, rusus nelayan di Poto Tano sebanyak 40 unit dan Pulau Kaung sebanyak 50 unit. Jumlah Rusus yang dibangun di NTB oleh Kementerian PUPR tahun 2016-2018 sebanyak 578 unit dengan total anggaran sebesar Rp 74,4 miliar. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Presiden: Kalau UU Memperbolehkan, Dor Saja Pengedar Narkoba

JAKARTA-Presiden Joko Widodo mengaku geram dengan maraknya peredaran narkoba di Indonesia. Data Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah pengguna narkoba terus meningkat. Tahun 2015 diperkirakan angka prevalensi pengguna narkoba mencapai 5,1 juta orang, dan setiap hari 49-50 generasi muda  Indonesia mati karena narkoba.  “Saya tegaskan, semua harus dihentikan, harus dilawan, dan tidak bisa dibiarkan lagi,” tegas Presiden Jokowi saat menghadiri puncak peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2016, di Pinangsia Taman Sari, Jakarta, Minggu (26/6). Presiden menegaskan perang melawan narkoba di Indonesia tidak boleh surut.  Karena tu, Presiden meminta kepada semua kementerian, lembaga, aparat hukum, terutama di Polri, kepada seluruh Kapolda, jajaran Polda, kepada seluruh Kapolres, jajaran Polres, Polsek semuanya, agar mengejar dan menangkap para pengedar narkoba. “Hajar mereka, hantam mereka. Kalau undang-undang memperbolehkan dor mereka. Ingat Bapak/Ibu sekalian, generasi muda kita mati karena narkoba 5,1 juta. Untungnya undang-undang tidak memperbolehkan itu, kalau boleh akan saya perintahkan langsung ke Kapolri dan Kepala BNN (Badan Narkotika Nasional),” tegas Presiden. Presiden mengatakan, perang terhadap narkoba ini tidak boleh setengah hati. Apalagi, para pengedar narkoba terus bergerak dan menemukan cara-cara baru untuk  mengelabui aparat hukum dan keamanan. Bahkan, mereka sudah mulai memanfaatkan orang-orang yang tidak dicurigai seperti anak-anak dan wanita untuk menjadi kurir narkoba. “Dan adanya modus baru dalam penyelundupan narkoba ke dalam mainan anak, kaki palsu, dan yang lain-lainnya,” imbuhhya. Yang lebih mengkhawatirkan lagi, kata Presiden, kejahatan luar biasa ini sudah merengkuh berbagai lapisan masyarakat. Mengutip laporan Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso, Presiden menyebutkan, anak TK (Taman Kanak kanak) dan SD (Sekolah Dasar) sudah ada yang terkena narkoba. “Tidak hanya di kota, (tapi juga) di kampung, di desa. Tidak hanya orang dewasa, (tapi juga) remaja, anak-anak, dan bahkan yang di TK pun sudah dimasuki narkoba. Tidak hanya orang biasa tapi juga ada aparat, ada pejabat, dan ini yang seharusnya menjadi panutan juga terkena narkoba,” tuturnya. Presiden mengingatkan semua harus bersinergi mulai dari pesantren, universitas, kementerian, lembaga, kota, kabupaten, maupun provinsi, semuanya, sebab kalau ini dibiarkan bisa kemana-mana dan bisa melemahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Kata-kata pun, lanjut Presiden, sudah tidak diperlukan lagi, yang diperlukan adalah tindakan yang konkrit, tindakan yang nyata. “Saya perlu ingatkan, semua harus bersinergi mulai dari BNN, Polri,kementerian, lembaga, LSM, masyarakat semua harus betul-betul melakukan langkah-langkah yang terpadu untuk melawan narkoba, langkah-langkah yang progresif, yang mengalahkan kelicikan para pengedar narkoba,” tutur Presiden seraya mengingatkan, yang tidak kalah penting, masing-masing harus menghilangkan ego masing-masing, egosektoral.

Lion Air Kandangkan 10 Pesawat Boeing 737 MAX 8

JAKARTA-Lion Air (kode penerbangan JT) member of Lion Air Group