Respons Gejolak Global, OJK Lakukan Stress Test di Sejumlah Sektor Usaha

Friday 14 Oct 2022, 8 : 13 pm
bagi investor institusi yang terbukti melakukan pelanggaran aturan di bidang pasar modal akan diminta untuk selalu menegakkan kepatuhan
ilustrasi

JAKARTA-Kepala Eksekutif Bidang Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi mengaku bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan stress test pada sejumlah sektor usaha dalam upaya menguji daya tahan industri pasar modal.

Hal tersebut disampaikan oleh Inarno dalam konferensi pers di Gedung OJK Jakarta, Jumat (14/10).

“Tentunya saat ini kami melakukan stress test untuk melihat resiliensi sektor-sektor usaha kita,” kata Inarno ketika merespons kondisi global yang saat ini sedang bergejolak.

Pada pelaksanaan stress test tersebut, jelas dia, OJK menggunakan sejumlah indikator ekonomi makro, di antaranya adalah harga minyak bumi dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

“Stress Test kami lakukan apabila harga minyak naik menjadi USD150 per barel atau menjadi USD175 per barel,” ujar Inarno.

Selain itu, dia mencontohkan pula bahwa stress test yang dilakukan oleh OJK juga menggunakan indikator nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang diasumsikan mencapai Rp15.500.

Seperti diketahui, pada transaksi kemarin nilai tukar rupiah berada di level Rp15.357 per dolar AS.

“Semua (indikator dan sektor usaha) kami lihat. Dan, kami harus bisa mengantisipasi apa yang akan terjadi, walaupun mungkin hal itu jauh dari kemungkinan-kemungkinan yang ada,” ucapnya.

Lebih lanjut Inarno mengungkapkan, upaya OJK dalam melakukan stress test tersebut dikarenakan sejauh ini berbagai pihak tidak mengetahui seberapa besar dampak negatif yang akan muncul dari ketidakmampuan ekonomi dunia.

“Kita tidak pernah mengetahui bahwa pergolakan di luar seberapa jauh pergolakannya dan kondisi geopolitik seberapa besar pengaruhnya terhadap ekonomi kita. Maka, kami sendiri harus menyiapkan stress test,” tutur Inarno.

Pada dasarnya, papar Inarno, sejauh ini kinerja IHSG masih menjadi yang tertinggi di banding bursa Asean.

Per 11 Oktober 2022, IHSG tercatat menguat 5,43 persen (year-to-date) ke level 6.939.

Bahkan pada 13 September 2022 sempat menyentuh level all-time high di posisi 7.318, meskipun hari ini turun (pukul 14.30) ke level 6.845.

Per 11 Oktober 2022, kata Inarno, nilai kapitalisasi pasar di BEI sudah mencapai Rp9.142 triliun atau meningkat 10,75 persen (y-t-d).

“Kita ini masih merupakan pasar modal yang menarik, baik bagi investor dalam negeri maupun dari luar negeri,” tegas Inarno.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Luhut Apresiasi Peningkatan Testing dan Tracing COVID-19 di Daerah

JAKARTA-Setelah sempat mengalami penurunan, dalam seminggu terakhir intensitas testing dan tracing COVID-19 di

Hambat Kapasitas Nasional, Presiden Batalkan 3143 Perda Bermasalah

JAKARTA-Pemerintah secara resmi membatalkan 3.143 Peraturan Daerah (Perda) yang bermasalah