JAKARTA-Bursa AS ditutup melemah sekitar 0.3% dengan volume yang masih relatif rendah pada perdagangan semalam seiring pasar melakukan profit taking setelah penguatan signifikan dalam 3 hari perdagangan terakhir. Pasar juga mengantisipasi hasil negosiasi anggaran AS yang sudah mulai dilakukan dalam panitia kecil di kongres yang akan selesai di akhir pekan ini. Sementara harga minyak masih kembali menguat signifikan semalam ke level US$98.5/barel, level tertinggi dalam 2 bulan terakhir, seiring penurunan persediaan di AS sementara harga metal dunia bergerak mixed. ETF Indonesia di bursa AS semalam menguat signifikan 1.8%.
Analis valas PT Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih mengatakan Bursa Asia Rabu pagi (11/10) dibuka mixed dengan kecenderungan melemah tipis memfaktorkan koreksi di bursa global semalam dan penguatan nilai tukar Yen.
Sementara itu, nilai tukar Rupiah pagi ini dibuka melemah menyentuh level Rp12,005/US$ dengan kurs NDF berada di level RP11,975/US$, sementara yield SUN 10thn relatif flat. IHSG sendiri hari ini berpeluang dibuka melemah seiring kecenderungan koreksi di bursa regional dan belum adanya sentimen positif baru dari pasar domestik. Beberapa sektor yang menguat signifikan kemarin, diperkirakan akan mengalami profit taking hari ini seperti automotive, cement, consumer dan banking. “Support indeks berada di level 4,250,” ujar Lana dalam riset hariannya seperti dikutip dari www.samuel.co.id.