Selama 8 Bulan, BI Rate Bertahan di 7,5%

Thursday 17 Sep 2015, 9 : 01 pm
by
MenkeuI, Agus Martowardoyo

JAKARTA-Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Deposit Facility 5,50% dan Lending Facility pada level 8,00%. Ini artinya, selama delapan bulan sudah terhitung sejak Februari lalu,  suku bunga sebesar 7,50 persen dipertahankan oleh bank sentral. Keputusan tersebut sejalan dengan upaya membawa inflasi menuju pada kisaran sasaran sebesar 4±1% di 2015 dan 2016.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara menegaskan keputusan tersebut sejalan dengan upaya membawa inflasi menuju pada kisaran sasaran. “Di samping itu, keputusan tersebut juga sebagai bagian dari langkah BI, dalam mengantisipasi kemungkinan kenaikan suku bunga kebijakan Bank Sentral AS,” jelasnya di Jakarta, Kamis (17/9).

Untuk itu, jelasnya, fokus kebijakan BI dalam jangka pendek tetap diarahkan pada langkah-langkah untuk menjaga stabilitas nilai tukar, dengan terus memperkuat operasi moneter di pasar uang Rupiah dan valas. Selain itu, bank sentral akan memperkuat pengelolaan penawaran dan permintaan valas, serta melanjutkan langkah-langkah pendalaman pasar uang. “BI akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial untuk memastikan tetap terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya stabilitas nilai tukar, dan stabilitas sistem keuangan dalam mendukung kesinambungan perekonomian,” tuturnya.

BI ujarnya memandang positif paket kebijakan Pemerintah yang diluncurkan pada tanggal 9 September 2015 sebagai langkah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan reformasi struktural yang diperlukan dalam memperkuat perekonomian Indonesia. “Ke depan, koordinasi dengan Pemerintah akan terus diperkuat untuk mendukung efektivitas dan konsistensi kebijakan struktural yang menjadi kunci perbaikan prospek ekonomi Indonesia,” tuturnya.

Sementara itu, Menko Perekonomian Darmin Nasution berharap Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunganya. Hal ini karena nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah terlalu tinggi. “Nilai tukar kita sudah terlalu tinggi dari fundamentalnya. Karena spekulasi menunggu ini (The Fed)  terus. Buat Indonesia sebenarnya, lebih baik lakukanlah. Iya (naikkan suku bunga), supaya selesai spekulasinya,” kata Darmin, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (17/9).

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Jelang Penutupan Lokalisasi Dadap Cheng In, Operasi Cipkon Kian Gencar

TANGERANG- Polsek Teluknaga Tangerang, semakin gencar menggelar operasi Cipta Kondisi

RUPS ROTI Setujui Pembagian Dividen Sebesar 50% Dari Laba Bersih

JAKARTA-Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Nippon Indosari Corpindo