Songket dan Kuliner jadi Fokus Industri Kreatif Palembang

Tuesday 6 Oct 2015, 11 : 33 pm
by
Ny. Andresca Saleh Husin memperhatikan songket produksi PT Dewata Aryaguna Arsy .

JAKARTA-Pemerintah memacu pengembangan industri kreatif dari Palembang, Sumatera Selatan seiring beragamnya produk dan pelaku usaha muda yang terus bertambah. Kain songket dan kuliner menjadi produk unggulan dari kota yang dibelah Sungai Musi itu. Apalagi, kekhasan songket Palembang diperkaya oleh pengaruh perpaduan beberapa budaya yang mewarnai sosial-budaya itu. Bahkan, kain songket Palembang mendapat pengaruh cukup kuat oleh India dan Tiongkok. ”Cantiknya songket Palembang juga didukung oleh telatennya para perajin memasukkan pernik-pernik yang detail. Jadi ada unsur ’craftmanship’ yang terus dipertahankan. Juga semakin berkembang oleh kreativitas desainer dan pelaku usaha mudanya,” kata Menperin Saleh Husin saat meresmikan pembukaan Pameran Sriwijaya Exhibition III, di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (6/10).

Songket Palembang juga tampak selaras pada jenis kain-kain songket di wilayah lain seperti Jambi, Riau, dan Medan. Kain ini menunjukkan cita rasa yang mewakili kebesaran orang-orang yang mengenakan.

Kuliner Palembang juga menjadi fokus pengembangan lebih lanjut. Ragamnya beraneka macam mulai dari yang berbasis pempek antara lain lenjer, kapal selam, keriting hingga pempek kulit. Selain itu, terdapat jenis lainnya seperti kue bluder, masakan laksan dan celimpungan. Teknologi informasi dan media sosial bisa dimaksimalkan untuk pemasaran songket dan kuliner. “Beberapa pelaku usaha pempek di Palembang sudah mulai mengirimkan produknya melalui paket keluar daerah, nilai jualnya adalah jaminan keaslian bahan baku, proses produksi dan cukanya benar-benar dari Palembang,” ungkap Saleh, berpromosi.

Ada tiga sektor unggulan di bidang industri kreatif seperti kuliner, fesyen, dan kerajinan yang menjadi penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar. Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi kreatif mencapai 5,76 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional 5,74 persen.

Pada tahun 2015-2019 mendatang kontribusi PDB ekonomi kreatif ditargetkan akan mencapai 7-7,5 persen dengan syarat pertumbuhan PDB Industri Kreatif minimal 5-6 persen. Selain itu, tingkat partisipasi tenaga kerja industri kreatif juga ditargetkan mencapai 10,5 -11 persen dari total tenaga kerja nasional, peningkatan devisa negara mencapai 6,5 persen – 8 persen.

Pemerintah juga berharap, industri kreatif di Sumatera Selatan terus dikembangkan dengan tidak tergantung pada material impor agar tidak terkena imbas kenaikan nilai tukar dollar yang sedang terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. “Pelaku usaha songket Palembang juga kami dorong untuk semakin berani mengembangkan motif dan teknik produksi. Jadi unsur tradisionalnya tetap kita jaga, sekaligus memperluas pasar baik dari seluruh usia di Sumsel sendiri maupun ke daerah lain hingga manca negara,” ujar Dirjen Industri Kecil dan Menengah, Euis Saedah.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

LPPF Ubah Batasan Harga Saham Buyback Jadi Rp7.950 Per Lembar

JAKARTA-Manajemen PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) memutuskan untuk mengubah

OJK Resmikan ‘Market Standard’ Transaksi Repo Atas Efek Bersifat Equitas

JAKARTA-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya mengembangkan Pasar Modal Indonesia