Status Gunung Anak Krakatau Dinaikkan Siaga, Zona Bahaya Hingga 5 Km

Thursday 27 Dec 2018, 12 : 48 pm
by

JAKARTA-Aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau yang terletak di Selat Sunda terus meningkat. Untuk itu, PVMBG Badan Gelologi Kementerian ESDM telah menaikkkan status Gunung Anak Krakatau dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III), dengan zona berbahaya diperluas dari 2 kilometer menjadi 5 kilometer.

“Masyarakat dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas didalam radius 5 kilometer dari puncak kawah Gunung Anak Krakatau. Naiknya status Siaga (Level III) ini berlaku terhitung mulai 27 Desember 2018 pukul 06.00 WIB,”ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB,  Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/12).

Berdasarkan data PVMBG, Gunung Anak Krakatau aktif kembali dan memasuki fase erupsi mulai Juli 2018. Erupsi selanjutnya  berupa letusan-letusan Strombolian yaitu letusan yang disertai lontaran lava pijar danaliran lava pijar yang dominan mengarah ke tenggara. Erupsi yang berlangsung fluktuatif.

Menurutnya, pada 22 Desember 2018 terjadi erupsi namun tercatat skala kecil, jika dibandingkan dengan erupsi periode September-Oktober2018. Hasil analisis citra satelit diketahui lereng barat-barat daya longsor (flank collapse) dan longsoran masuk ke laut. Inilah kemungkinan yang memicu terjadinya tsunami.

Sejak 22 Desember 2018, diamati adanya letusan tipe Surtseyan yaitu alira lava atau magma yang keluar kontak langsung dengan airlaut. Hal ini berarti debit volume magma yang dikeluarkan meningkat dan lubang kawah membesar. Kemungkinan terdapat lubang kawah baru yang dekat dengan ketinggian air laut.

“Sejak itulah letusan  berlangsung tanpa jeda. Gelegar suara letusan terdengar beberapa kali per menit,” terangnya.

Saat ini jelasnya aktivitas letusan masih berlangsung secara menerus, yaitu berupa letusan Strombolian disertai lontaran lava pijar dan awan panas.

Pada 26 Desember 2018 terpantau letusan berupa awan panasdan Surtseyan. Awan panas ini yang mengakibatkan adanya hujan abu. Dominan angin mengarah ke barat daya sehingga abu vulkanik menyebar ke barat daya kelaut.

Adanya beberapa lapisan angin pada ketinggiaan tertentu mengarah ke timur menyebabkan hujan abu vulkanik tipis jatuh di Kota Cilegon dan sebagian Serang pada Rabu, 26 Desember 2018 sekitar pukul 17.15 WIB.

“Ini tidak berbahaya. Abu vulkanik justru menyuburkan tanah. Masyarakat agar mengantisipasi menggunakan masker dan kacamata saat beraktivitas di luar saat hujan abu,” imbuhnya.

Pengamatan Gunung Anak Krakatau selama Kamis 27 Desember 2018 pukul 00.00 – 06.00 WIB, aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau masih berlangsung, tremor menerus dengan amplitude 8-32 milimeter (dominan 25milimeter), dan terdengar dentuman suara letusan.

PVMBG merekomendasikan masyarakat dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas di dalam radius 5 km dari puncak kawah karena berbahaya terkena dampak erupsi berupa lontaran batu pijar, awan panas dan abu vulkanik pekat. Di dalam radius 5 km tersebut tidak ada permukiman. Sementara itu BMKG merekomendasikan, masyarakat agar tidak melakukan aktivitas di pantai padaradius 500 meter hingga 1 kilometer dari pantai untuk mengantisipasi adanya tsunami susulan. Tsunami yang dibangkitkan longsor bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau.

“Masyarakat dihimbau tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaannya. Gunakan selalu informasi dari PVMBG untuk peringatan dini gunung api dan BMKG terkait peringatan dini tsunami selaku institusi yang resmi. Jangan percaya dari informasi yang  menyesatkan yang sumbernya tidak dapat dipertanggungjawabkan,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Tujuh PSN Irigasi Selesai, Jaringan Irigasi Bertambah Jadi 67 ribu Hektar

JAKARTA-Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan jaringan
PT Samudera Indonesia Tbk

ULN Indonesia Agustus 2023 Turun 0,5% Jadi USD395,1 Miliar

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada