Ketiga, Islam dan Jiwa Kewirausahaan, tumbuhnya usaha dan bisnis pada era penyebaran Islam di Indonesia, ‘pengusaha pejuang’ dan ‘pejuang pengusaha’, serta jiwa kewira-usahaan berbasis Islam. Keempat, persaingan global dalam era globalisasi, serta berkarya dan memberi.
Menurut Sukamdani, untuk menghidupkan jiwa kewirausahaan bisa dilakukan dengan cara mendorong timbulnya ide-ide dari hal-hal kecil, baik berupa kreativitas maupun inovasi yang ada disekitar kehidupan (kesadaran diri akan keterampilan, atau keahlian yang dimiliki) dalam mewujudkan mimpi yang sesuai tekad dan dari keyakinan diri.
“Maka, lanjutnya, untuk membangun semangat dan budaya wirausaha di Indonesia diperlukan kemauan untuk belajar dari pengalaman negara dan bangsa lain yang telah berhasil, maka peran serta masyarakat adalah kunci penting dalam membangun kewirausahaan berdaya saing dengan memiliki karakter dasar seperti pantang menyerah, berani mengambil risiko, kecepatan dan fleksibilitas, serta kemampuan keluarga dalam mendidik anak-anaknya. **can