JAKARTA-Produsen mobil murah (Agya dan Ayla) mengaku belum terganggu dengan kenaikan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 50 basis point menjadi 7% yang diikuti dengan naiknya bunga kredit bank. “BI rate saat ini masih cukup mendukung pertumbuhan penjualan otomotif. Beberapa tahun lalu, BI rate sempat menyentuh hingga 12% namun penjualan mobil terus mengalir. Kita belum liat pasar seperti apa,” kata Presiden Direktur PT Astra Toyota Motor, Johnny Darmawan di Jakarta, Selasa,(10/9).
Bahkan Johnny mengaku belum khawatir perusahaan pembuat low cost green car (LCGC) terkena dampak. Malah tetap optimis mobil murah ini terserap pasar dengan baik. “Melihat dari segmen customernya, diperkirakan 80-90% pembeli LCGC menggunakan jasa perusahaan leasing,” ujarnya
Sementara itu, Toto Suryana, Chief Operation officer PT Astra Daihatsu Motor tak membantah tingkat suku bunga memang sangat mempengaruhi tingkat pembelian yang dilakukan konsumen. “Meskipun berharga murah, namun sama seperti produk otomotif lainnya, pembeli mobil LCGC juga diperkirakan akan menggunakan jasa lembaga pembiayaan,” terangnya
Dengan besarnya porsi pembelian mobil LCGC melalui lembaga pembiayaan tersebut, tentu suku bunga menjadi sangat penting. Itu sebabnya, ia belum dapat memastikan dampaknya terhadap penjualan Daihatsu Ayla dalam waktu dekat ini.
Seperti diketahui, sebelumnya ADM menargetkan penjualan Ayla sebanyak 4.000 unit per bulan. “Customer yang sanggup untuk membayar cicilan pasti dia akan membeli, sedangkan customer yang tidak sanggup membayar cicilan dia pasti tidak akan beli,” pungkasnya. **can