Terima Alokasi Dana Rp 1,1 Triliun, Jokowi Terlalu Manjakan Bekraf

Saturday 19 Mar 2016, 2 : 34 am
by

JAKARTA-Center For Budget Analysis (CBA) mendorong DPR agar membubarkan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Pasalnya, keberadaan lembaga ini tak ada manfaatnya bagi rakyat bahkan hanya menghambur-hamburkan uang pajak rakyat. “Kalau Presiden Jokowi, mau bikin lembaga yang baru, seharusnya bikin yang benar dong. Jangan bikin yang asal-asalan saja. Akan lebih baik, Bekraf dibubarkan saja, atau digabung kedalam kementerian pariwisata. Biar terjadi penghematan anggaran. Coba lihat, saat ini kinerja belum kelihatan sama sekali,”  ujar Direktur CBA Uchok Sky Khadafi dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (19/3).

Menurut Uchok, pada tahun 2016, lembaga yang dipimpin Triawan Munaf ini memperoleh anggaran dari APBN sebesar Rp.1.113.831.257.000. Alokasi dana untuk Bekraf ini sangat besar. “Jelas, ini tidak masuk akal karena ini lembaga baru, yang belum jelas rute arah jalannya dan tujuan mau kemana, dan hasil juga belum jelas manfaat apa buat rakyat,” kritiknya.

Data CBA menyebutkan. alokasi anggaran untuk riset dan pengembangan sampai Rp115, 5 miliar. Jumlah dana ini sangat fantastis untuk lembaga baru seperti Bekraf ini. Padahal, kompetensi sebagai ahli peneliti di Bekraf itu diragukan.

Bahkan kata Uchok, program penelitian di badan ekonomi kreatif hanya bikin kenyang orang orang mereka saja. “Akibatnya, badan ekonomi kreatif ini, tidak akan bisa menyentuh pelaku kreatif di daerah-daerah yang berbasis local wisdom  atau kekayaan budaya lokal. Oleh karena kerja hanya, kalau tidak penelitian, selalu sibuk Mou, Focus Group Discusion (FGD) yang tak jelas efeknya langsung buat pelaku kreatif,” imbuhnya.

Uchok menilai, Bekraf ini terlalu dimanja oleh presiden Jokowi. Baru berdiri sudah terima alokasi sebesar Rp 1, 1 Triliun. Sedangkan Komnas yang sudah bertahun tahun berdiri, alokasi anggaran hanya sebesar Rp93, 9 miliar. Hal ini berarti presiden Jokowi menganggap lembaga Komnas anak tiri dan lembaga tidak penting. Sedangkan badan ekonomi kreatif, sebagai lembaga andalan presiden.

Untuk itu, CBA meminta DPR untuk segera mendorong agar badan ekonomi kreatif dibubarkan saja. “Tidak ada benefitnya. Ini lembaga habisin uang pajak rakyat saja,” ucapnya.

Kurang pentingnya Bekraf ini lanjut Uchok terlihat saat kasus Kusrin, perakit televisi yang ditangkap Polda Jateng dan dijebloskan ke penjara. Ratusan televisi dari tabung gas hasil rakitannya dimusnahkan, dengan cara dibakar. Tapi pihak badan ekonomi kreatif tidak ada yang mau bantu Kusrin ini. “Dan malahan, kalau ada kisah seperti kusrin terjadi lagi, ada kemungkinan badan ekonomi kreatif melakukan pembiaran, dan kerjanya tidur saja sambil menghabiskan duit APBN sebesar Rp 1,1 Triliun,” tuturnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Penuhi Kebutuhan Domestik, Kemenperin Genjot Utilisasi Industri Rock Wool

JAKARTA-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sedang berupaya keras mendorong peningkatan utilisasi di

Sambut 2021, Presiden: Indonesia Mampu Bangkit

JAKARTA-Selama tahun 2020 ini, pandemi Covid-19 yang melanda setidaknya 215