Uang Beredar April 2017 Capai Rp 5.042,1 Triliun

Friday 2 Jun 2017, 8 : 25 pm
by
Ilustrasi

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat pada April 2017. Posisi M2 sebesar Rp5.042,1 triliun atau tumbuh 10,0% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 9,9% (yoy). “Berdasarkan komponennya, peningkatan pertumbuhan M2 bersumber dari komponen uang kuasi yang tumbuh 8,7% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan Maret 2017 yang sebesar 8,6% (yoy),” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara di Jakarta, Jumat (2/6).

Sementara itu jelasnya, pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) tercatat stabil sebesar 14,2%, sama dengan bulan sebelumnya.

Berdasarkan faktor yang memengaruhi, peningkatan pertumbuhan M2 terutama dipengaruhi oleh peningkatan pertumbuhan Aktiva Luar Negeri Bersih (Net Foreign Assets). Pada April 2017, Aktiva Luar Negeri Bersih mencapai posisi Rp1.423,1 triliun atau tumbuh 20,5% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan Maret 2017 yang sebesar 17,6% (yoy). “Kenaikan pertumbuhan tersebut sejalan dengan kenaikan cadangan devisa pada bulan April 2017,” ulasnya.

Menurutnya, suku bunga kredit relatif stabil sementara suku bunga simpanan masih dalam tren menurun.

Pada April 2017,rata-rata suku bunga kredit tercatat sebesar 11,92%, meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 11,90%.

Di sisi lain, suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 1, 3, dan 6 bulan masing-masing sebesar 6,37%, 6,64%, dan 7,02%, turun dibandingkan dengan bulan sebelumnyayang masing-masing sebesar 6,44%, 6,69%, dan 7,03%. “Sementara itu, suku bunga simpanan bertenor 12 bulan stabil pada 7,10%,” pungkasnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Syarat Kolusi dan Nepotisme, Politik Dinasti Jokowi Merusak Demokrasi

JAKARTA-Direktur Imparsial, Gufron Mabruri, menilai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang

PMLI: Efisiensi Mampu Pangkas Biaya Logistik

JAKARTA-Para pelaku industri logistik perlu mencari solusi bersama untuk menekan