SETU-Pelaku UKM di Tangerang Selatan diminta meninggalkan pola lama yang selalu berharap pada proyek APBD. Padahal potensi pasar di luar negeri cukup menjanjikan.
Apalagi banyak produk kerajinan tangan yang mampu bersaing di pasar global. “Misalkan seperti kerajinan kain batik. Jadi jangan bermain di APBD terus. Kan UKM kita banyak dan batiknya bagus-bagus,” kata Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Kota Tangerang Selatan Kemal Pasya di Setu, Rabu (20/1/2016).
Kemal menambahkan pangsa pasar batik di luar negeri sangat menjanjikan. Ada potensi bagus tapi tidak banyak dilirik oleh pengusaha. Hingga saat ini tidak ada satupun pengusaha produk UKM bergabung di Kadin Kota Tangsel.
Selain itu Kemal telah membentuk suatu wadah gabungan pengusaha bernama Forum Season Group. Banyak kekurangan dan tantangan yang perlu disentuh. “Dan ini jadi keprihatinan kami, intinya kalau kita bersatu akan banyak peluang,” tambahnya.
Organisasi dunia usaha di Kota Tangerang Selatan memastikan telah membidik pangsa pasar kerajinan kain batik. “Padahal hingga kini belum ada satu pun pelaku usaha yang bergabung lantaran lebih didominasi oleh pengusaha jasa konstruksi,” tutur dia lagi.
Minusnya pelaku usaha produk hasil kerajinan Usaha Kecil Menengah (UKM) lantaran persoalan sepele. Mereka belum melengkapi dokumen persyaratan yang mesti dikantonginya.
Dengan mengusung jargon “Tangsel Membatik Dunia” Kemal berharap bisa jadi leading sektor bagi perusahaaan untuk berkompetisi di era pasar bebas. Atas manuver bisnis itu kini 50 pelaku UKM sudah mulai berminat gabung.
Masalah yang selama ini sebenarnya jadi penghambat pengusaha, tambahnya, cuma masalah teknis seperti Sertifikat Keterampilan (SKT) dan Sertifikat Keahlian (SKA) saja. Jadi para pelaku usaha di Kota Tangsel harus bisa melengkapi agar tak terus berorientasi pada proyek APBD. “Dengan Dinas Pendidikan juga kerjasama. Setiap anak lulusan SMK maka sudah harus mengantongi sertifikat tersebut, misalnya kelistrikan,” pungkasnya. **aec
