JAKARTA-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai keliru dalam menyusun skenario perekonomian nasional melalui rencana menempatkan Menteri Keuangan Agus Martowardojo sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) yang saat ini dipegang Darmin Nasution.
Apalagi, kondisi perekonomian Indonesia cenderung mengalami pelemahan akibat krisis ekonomi global.
“Tidak segampang itu bagi Presiden SBY untuk mengganti posisi Menteri Keuangan, karena sekarang ini ekonomi kita sedang goyang,” kata Anggota Komisi XI DPR, Kamaruddin Sjam di Jakarta, Senin (25/2).
Secara pribadi, dia menilai langkah SBY untuk menggeser posisi Agus Marto sebagai Gubernur BI sebagai strategi yang keliru.
“Nanti Gubernur (BI) yang baru akan belajar lagi dari awal terkait tugas-tugas yang sedang dijalankan BI, padahal (nilai tukar) rupiah cenderung melemah, inflasi berangsur-angsur naik dan sejumlah target APBN (2012) juga meleset,” papar Kamaruddin.
Sementara itu, lanjut dia, posisi Menkeu yang diisi figur baru juga akan mengalami kesulitan untuk melakukan pembenahan fiskal dan arah pembangunan ekonomi Indonesia.
“Perlu waktu yang lebih panjang lagi bagi Menkeu yang baru untuk melakukan perbaikan. Dia juga harus mendapatkan dukungan dari bawahannya,” jelas Kamaruddin.
Meskipun SBY hanya mengusulkan satu nama calon Gubernur BI, menurut Kamaruddin, tidak tertutup kemungkinan bagi Komisi XI DPR untuk menolak Agus Marto sebagai pengganti Darmin yang akan mengakhiri masa jabatannya pada 22 Mei 2013.
“Kalau dia pernah ditolak (menjadi Gubernur BI di 2008), kami juga akan kembali mempelajari itu,” tegas dia.