Zakat Menciptakan Saving dan Investasi Masyarakat

Friday 7 Nov 2014, 4 : 00 pm
by

SURABAYA-Bank Indonesia (BI) tengah menggagas pemikiran tentang Islamic Financial Inclusion khususnya terkait dengan pemanfaatan potensi dari kegiatan yang bernilai sosial seperti zakat. Kegiatan zakat ini berperan dalam penciptaan saving dan investasi masyarakat sehingga mendorong intermediasi, akses keuangan yang lebih luas sehingga dapat tercipta sistem keuangan yang lebih stabil. “Sektor sosial Islam yang mencakup sistem zakat dan wakaf dengan potensi sekitar Rp217 triliun (atau setara dengan 3,4 persen PDB Indonesia) dapat memainkan peran yang sangat penting untuk mempercepat pembangunan ekonomi dan mendukung stabilitas keuangan,” ujar Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah membuka Seminar Nasional Keuangan Inklusif “Pentingnya Keuangan Inklusif dalam Meningkatkan Akses Masyarakat dan UMKM terhadap Fasilitas Jasa Keuangan Syariah” di Surabaya, Jumat (7/11).

Kegiatan ini merupakan rangkaian dari perhelatan Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) 2014 yang digelar sejak tanggal 3 sampai dengan 9 November 2014 di Surabaya. Menurutnya, potensi zakat dan wakat ini sangat besar. Oleh karena itu diperlukan peningkatan peran lembaga keagamaan Islam untuk mendorong peningkatan akses masyarakat kepada layanan keuangan. “Peluang ini searah dengan pengembangan Islamic Financial Inclusion di Indonesia sehingga BI memandang perlu untuk merespon dengan menyusun strategi dan model bisnis yang mampu menangkap inovasi produk, proses maupun saluran distribusi,” jelasnya.

BI katanya mengaku Islamic Financial Inclusion sebagai kondisi penyelarasan keuangan inklusif dengan prinsip syariah. “Keuangan syariah dan kebijakan keuangan inklusif memiliki potensi untuk bersinergi dengan baik mengingat kesamaan konsep yaitu keuangan inklusif bertujuan memberikan akses keuangan yang mudah, murah, aman dan sesuai bagi masyarakat unbanked, serta bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas masyarakat agar mampu hidup lebih sejahtera dan keluar dari garis kemiskinan, sementara prinsip syariah bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat melalui prinsip partnership dan profit sharing,” imbuhnya.

Apalagi secara demografis katanya, Indonesia sangat diuntungkan. Indonsia tercatat sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, yakni 87,18% dari total jumlah penduduknya beragama Islam (BPS, 2010). Sayangnya, dari mayoritas penduduk muslim tersebut, disinyalir merupakan penyumbang angka unbanked yang besar di Indonesia. “Konsep partnership sangat dibutuhkan kelompok unbanked mengingat rendahnya tingkat literasi keuangan, sementara pendampingan masyarakat melalui kemitraan akan mempercepat membantu mereka ke arah yang lebih baik,” pungkasnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Perlu Mendesain Kedewasaan dan Pendewasaan Beragama Dalam Masyarakat Plural

SEMARANG-FORUM Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Jawa Tengah akan menggelar

PEFINDO Pertahankan Peringkat Rating Bank DKI di AA- Dengan Outlook Stabil

JAKARTA-PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pertahankan peringkat rating PT Bank