Bertemu Masyarakat Indonesia di Australia, Jokowi Tegaskan Kerja Harus Ambisius

Sunday 26 Feb 2017, 9 : 35 pm
by
Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana saat bertemu dengan warga Indonesia di Sydney, Australia, Minggu (26/2).

SYDNEY-Pemerintah Indonesia dinilai terlampau ambisius dalam membuat desain kebijakan ekonomi dengan menggelontorkan anggaran yang sangat besar untuk membangun infrastruktur. Tercatat, alokasi anggaran untuk infrastruktur di seluruh tanah air mencapai Rp 324 triliun.

Namun demikian, Presiden Joko Widodo mengatakan kerja memang harus ambisius. “Ya ambisius,” kata Presiden Jokowi saat bertemu dengan warga Indonesia di Sydney, Australia, Minggu (26/2).

Sebelumnya Presiden Jokowi mengaku, anggaran untuk infrastruktur memang meloncat sekali. Pasalnya, pembangunan infrastruktur memang menjadi fokus pemerintah dalam  5 tahun kedepan mengingat infrastruktur menjadi kebutuhan dasar (basic) bagi pergerakan ekonomi ke depan. “Anggaran dari Rp177 triliun ke 2017 sudah 2 kali Rp342 triliun. Memang melonjak karena kita ingin fokus, tidak ingin anggaran itu dibagi-bagi kecil-kecil di semua kementerian, ndak,” ujarnya.

Presiden Jokowi juga menunjuk proyek pembangkit listrik 35.000 Mega Watt (MW).

Presiden mengkau banyak yang menyangsikan program listrik ini. “Tidak bisa Pak, sulit Pak”. Tetapi saya meminta, jangan ngomong di depan pesimis seperti itu, dikerjakan dulu. “Kerja kok pesimis? Kerja itu harus optimis. Perkara nanti selesai atau tidak selesai itu nanti di akhir dilihat,” ujarnya.

Kalau tidak selesai, lanjut Presiden, harus diketahui  problemnya apa. “Tapi kalau orang kita itu diberi target, nanti dapatnya juga sangat sedikit,” imbuhnya.

Presiden mengingatkan, selama 71 tahun Indonesia merdeka hanya memiliki 53.000 MW. “Bayangkan. 53.000 MW dalam 71 tahun. Lha ini dalam 5 tahun 35.000 MW enggak mungkin, banyak yang bilang seperti itu. Tapi nanti misalnya tidak selesai 35.000 MW, selesai 25.000 MW itupun sebuah pekerjaan yang luar biasa loncatannya. Saya meyakini di atas itu masih bisa. Ini kita masih punya waktu 2,5 tahun lebih,” tutur Presiden.

Karena itu, lanjut Presiden, kesempatan ini harus dikerjakan pagi-siang-malam 3 shift. “Memang ini kita kekurangan. Setiap saya ke provinsi, setiap saya ke daerah, setiap saya ke kabupaten keluhannya, orang marah, masalah listrik yang biarpet. Saya bagian dapat marah-marahnya saja. Enggak apa-apa, itu memang bagian dari amanah yang diberikan kepada saya,” terang Presiden

Sementara itu, berkaitan dengan pembangunan jalan tol, Presiden Jokowi mengatakan jalan tol ini dibangun agar logistic mauoun transportation cost bisa turun karena jalannya bebas hambatan. “Inilah yang sudah kita mulai. Ini gambar-gambarnya ada, yang Trans Sumatera, ini dari Lampung ke atas menuju ke Aceh,” ungkap Presiden.

Presiden Jokowi mengaku banyak orang menyangsikan sejumlah program pemerintah.  “Pak, paling-paling groundbreaking, setelah itu enggak dimulai. Ya silakan, wong ada gambarnya. Enggak percaya ya datang saja ke Lampung, ke Palembang, apakah sudah jadi seperti digambar ini atau tidak. Karena ini setelah groundbreaking, hampir 5 kali saya datangi.  Saya cek lagi. Jadi yang kerja juga merasa diawasi,” tukasnya.

Presiden mengatakan kerja itu memang harus diawasi sehingga orang kerja merasa ada yang ngontrol. “Ini yang sering tidak dilakukan. Sehingga tol Trans Sumatera, tol Manado Bitung, tol Balikpapan-Samarinda yang berhenti ini 8 tahun sudah mulai semuanya. Kita harapkan nanti, nanti bisa kita ukur setelah 5 tahun diukur berapa kilo, nanti akan kelihatan,” tuturnya.

Sebelumnya Dubes RI di Australia, Nadjib Riphat Kesoema, mengatakan, kehadiran Presiden Jokowi sangat dinanti masyarakat Australia. Tak heran dalam sehari saat pendaftaran acara temu masyarakat dibuka, tanggal 21 Februari yang lalu, seluruh kapasitas ruangan ini yang berjumlah 2.500 orang langsung terisi. “Ini luar biasa,” kata Nadjib.

Padahal, lanjut Nadjib, mereka tidak hanya datang dari kota Sydney tetapi kota-kota lain seperti dari Canberra, Melbourne, Wolongong, Brisbane, dan dari kota-kota lainnya sekitar Sydney.

Untuk mengakomodasi tingginya antusiasme warga yang total berjumlah 76.000 orang di seluruh negara bagian yang tak sempat bertemu langsung dengan Presiden, Dubes Nadjib mengatakan menyiarkan langsung pertemuan Presiden Jokowi dengan warga Indonesia di Australia via livestreaming. “Saat ini saya rasa lebih dari 50.000 orang Indonesia di Australia melihat livestreaming itu dan juga keseluruh dunia,” terang Nadjib.

Menurut Dubes Nadjib, masyarakat Indonesia di Australia terdiri dari yang sudah tinggal lama di sini, para profesional, dosen, peneliti, pengusaha, karyawan, swasta, termasuk 19.000 orang pelajar dan mahasiswa. “Mereka semua berharap bertatap muka langsung dengan Bapak dan Ibu (Presiden) pada hari ini. Diaspora kita dikenal menjunjung tinggi menjunjung nilai-nilai multikulturalisme yang selama ini juga dikembangkan oleh Australia,” kata Nadjib.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan itu, Ibu Negara Iriana Joko Widodo,  Menlu Retno Marsudi, Seskab Pramono Anung, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Kepala BKPM Thomas Lembong, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kuartal I-2023, Laba Bersih AGII Anjlok 6,8% Jadi Rp41,4 Miliar

JAKARTA-Laba bersih PT Samator Indo Gas Tbk (AGII) selama tiga

Pemerintah Perlu Kerja Keras Demi Pertumbuhan Ekonomi 5,3% di 2023

JAKARTA- Perlambatan ekonomi global di tahun 2023 akan juga terasa