DR Mahathir: Pemimpin Hasil Korupsi Bikin Rakyat Menderita

Monday 25 Jul 2016, 7 : 24 pm
by
Perdana Menteri Malaysia (1981-2003), Tun Datuk Seri Mahathir Mohamad beserta istrinya, DR Siti Hasmah Mohamad Ali bersama Pendiri UBK Rachmawati Soekarnoputri

JAKARTA-Perdana Menteri Malaysia periode 1981-2003, Tun Datuk Seri Mahathir Mohamad menyampaikan orasi ilmiah bertema Membangun Kemandirian Ekonomi dan Pemerintahan yang Bersih dalam Dies Natali ke-17 Universitas Bung Karno.

Mahathir menyampaikan tentang pentingnya budaya jujur, dan anti korupsi. Sebab apabila budaya korupsi telah menyerang masyarakat, termasuk juga pemerintahannya, maka mimpi rakyat untuk menjadi sejahtera tidak akan pernah tercapai.

Mahathir mengingatkan, apabila korupsi telah menyerang masyarakat maka masyarakat itu tidak mungkin mencapai kesejahteraan. Demikian juga, jika rakyat menerima sogokan dalam proses pemilihan, maka masyarakat sebenarnya akan kehilangan kekuasaan dan kebaikan demokrasi. “Kalau sesuatu masyarakat itu tidak melawan rasuah (korupsi), maka masyarakat itu tidak akan berjaya. Hari ini kita lihat ada negara-negara maju, kemajuannya cemerlang, tapi ada negara demokratik, tapi tidak dapat maju. Semua ini bergantung pada budaya masyarakat, apa nilai hidup yang dipegang oleh masyarakat. Disiplin, tidak mengikuti nafsu, maka masyarakat akan cepat berjaya. Tetapi kalau mereka tidak bergantung pada nilai-nilai mulia, maka mustahil masyarakat itu akan berjaya,” ungkap Mahathir saat menyampaikan orasi ilmiahnya di Balai Kartini, Jakarta, Senin, (25/7).

Hadir dalam acara ini, selain Pendiri UBK Rachmawati Soekarnoputri, juga ribuan civitas akademika UBK serta sejumlah tokoh nasional seperti Jnderal (Purn) Djoko Santoso, Fuad Bawazier, Ichsanuddin Noorsy, Akbat Tandjung, Otto Hasibuan, Lily Wahid, Sasmita Hadinegoro, dan Salamuddin Daeng. Juga hadir Ketua Gerakan Ekayastra Unmada (Gerakan Semangat Satu Bangsa) AM Putut Prabantoro dan Pimpinan Umum Kantor Berita Politik RMOL Teguh Santosa.

Sejarah peradaban manusia terus berkembang. Berawal dari satu perkampungan dimana segala kebutuhan dan warga kampung tak perlu menyediakan simpanan untuk masa depan, lalu menjadi kota dan bandar membuat peradaban manusia menjadi sangat kompleks.

Karena jumlah penduduk semakin bertambah, sambung Mahathir, akhirnya dibentuklah pemerintahan yang bertugas menyelaraskan persoalan di masyarakat. Namun patut disesalkan bila dalam masyarakat modern pemimpin adalah hasil dari rasuah atau korupsi.

Menurutnya, Undang-undang (UU) diperlukan agar tidak ada penindasan dan tidak ada masyarakat yan terzolimi. UU bertujuan agar masyarakat tidak ditekan oleh pihak manapun, dan tidak ada penindasan oleh kaya kepada yang miskin. Karena itu, pemerintah diberi kuasa bukan untuk memerintah, tapi untuk melayani masyarakat “Kita diingatkan sejarah berbagai macam pemeritahan berjalan. Raja berkuasa, lalu diciptakan sistem demokrasi. Dalam sistem demokrasi, rakyat tak bisa memerintah diri mereka sendiri. Maka mereka memilih wakil-wakil untuk memerintah mereka,” jelas Mahathir.

Mahathir yakin masyarakat akan menjadi maju  jika sanggup membedakan mana yang baik dan buruk. “Tidak ada yang kekal dalam kehidupan manusia. Kita semua tahu, tentang amanah, disiplin. Ini adalah nilai-nilai yang baik yang bisa menjayakan kita,” katanya.

Mahathir mengingatkan, bila masyarakat mengizinkan dan menganggap rasuah sebagai hal biasa, maka pemimpinnya juga akan terlibat rasuah. “Rasuah (korupsi) adalah amalan yang tidak baik dalam masyarakat. Apabila disogok walaupun sedikit, berarti rakyat menjual kuasa, pemimpinnya juga hasil rasuah, rakyatlah yang akan menderita,” tegasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Liabilitas MBSS Per Kuartal II-2202 Melonjak 143,8% Jadi USD20,8 Juta

JAKARTA-PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) per Kuartal II-2022, mencatatkan
OJK

OJK Yakin Pertumbuhan Kredit di Juli Berlanjut Hingga Akhir 2020

JAKARTA-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis pertumbuhan penyaluran kredit di sepanjang