Ekonomi Tumbuh Dibawah Target Pemerintah, BPS Ngadu ke Presiden

Tuesday 5 Feb 2013, 7 : 44 pm
by
Ilustrasi

JAKARTA-Badan Pusat Statistik (BPS) mengaku telah melaporkan pencapaian produk domestik bruto (PDB) ke Presiden serta berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk mengantisipasi keberlanjutan penurunan angka pertumbuhan ekonomi.

“Bersama BKPM kami akan mengkoordinasikan terkait pencapaian penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Soal PMTB (pembentukan modal tetap bruto) yang akan kami bahas di sini,” ujar Kepala BPS, Suryamin di Gedung BPS Jakarta, Selasa (5/1).

Sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2012 kembali mengalami perlambatan yang hingga akhir tahun berada di angka 6,23 persen atau mengalami penurunan dibanding 2011 yang mencapai 6,5 persen.

Dia merinci sepanjang tahun 2012, PDB atas harga berlaku sebesar Rp 8,241 triliun yang sebagian besar digunakan untuk komponen konsumsi rumah tangga sebesar Rp 4,496 triliun,  yang mengingat proporsinya pada tahun 2011 sebesar 54,61 persen dan pada tahun 2012 sebesar 54,56 persen.

Adapun pada komponen konsumsi pemerintah,  sepanjang tahun 2012 mengalami penurunan dari 9,01 persen menjadi 8,89 persen.

“Ini terjadi karena pemerintah tengah memperketat dengan moratorium pegawai serta efiaiensi di segala lini belanja pemerintah, ” tambah  dia.

Sebaliknya,  pada periode yang sama komponen-komponen lainnya mengalami peningkatan.

Seperti komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto meningkat dari 31,97 persen menjadi 33,16 persen.

Komponen perubahan inventori meningkat dari 0,95 persen menjadi 2,16 persen dan komponen impor meningkat dari 24,94 persen menjadi 25,81 persen.

Mengacu pada komposisi penyumbang pertumbuhan ekonomi, kata Suryamin, seharusnya pemerintah bisa menekan angka konsumsi rumah tangga dan berupaya mendorong peningkatan PMTB.

Karena, investasi akan meningkatkan pertumbuhan di sebagian besar sektor ekonomi lainnya.

“Postur penggunaan konsumsi rumah tangga di tahun ini pada kenyataannya kita masih bergantung, ditambah lagi terjadi defisit di ekspor dan impor terus mengalami peningkatan, oleh karena itu kita informasikan ke pemerintah agar bisa ditingkatkan lagi barang modalnya, serta memproduksi sendiri, ” tutur  dia.
Suryamin merincikan, sumber pertumbuhan ekonomi 2012 berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 2,93 persen, konsumsi pemerintah 0,1 persen, PMTB 2,4 persen, perubahan inventori 1,79 persen, ekspor 1 persen dan impor sebagai faktor pengurang menyumbang 2,54 persen.

Lebih lanjut Suryamin menjelaskan, terkait dengan gejolak ekonomi di tataran global, penting bagi pemerintah untuk mengelola kinerja ekspor dan impor untuk menghindari defisit perdagangan yang lebih dalam.

“Yang tidak kalah pentingnya, pemanfaatan pasar dalam negeri dengan jumlah penduduk sebanyak 240 juta jiwa,” ucapnya.

Pesimis

Di tempat yang sama, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), Kecuk Suhariyanto mengatakan, pihaknya pesimistis pertumbuhan ekonomi 2013 yang ditargetkan pemerintah sebesar 6,8 persen bakal tercapai.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Survei: Ahok Paling Layak Pimpin Jakarta

JAKARTA-Hasil survey Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI) tetap menempatkan

Capai Rp5220 Triliun, Posisi Utang LN Masih Aman

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mengungkapkan posisi utang luar negeri Indonesia per