Pada tahun 2015 s.d. 2017, sebanyak 255 dari 294 perangkat yang disertifikasi Kementerian Kominfo merupakan buatan Indonesia. Kondisi itu sesuai dengan rilis data Kementerian Perdagangan mengenai penurunan nilai impor untuk ponsel, komputer dan tablet dari tahun 2015 sampai 2017 yang sangat tajam atau sebesar Rp4 Triliun.
Meskipun demikian, secara umum, sektor manufaktur ponsel pintar beserta komponennya di Indonesia saat ini memiliki nilai sampai Rp7 Triliun dan telah menyerap 13.000 tenaga kerja. “Capaian itu tak lepas dari kemudahan sertifikasi khusus bagi industri dalam negeri,” tambah Hadiyana.
Sesuai data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) tahun 2017, nilai investasi industri Logam, Mesin dan Elektronik dari modal dalam dan luar negeri baru mencapai Rp14,7 Triliun. Pemerintah dan industri di Indonesia menargetkan nilai investasi sebesar USD315 Juta dan penyerapan 10.000 tenaga kerja dari industri ponsel dan komponennya.
Supplier Investment Summit merupakan hasil kerja sama Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) dan Xiaomi. Acara yang berakhir Selasa (08/05/2018) hari ini, diikuti perwakilan dari 24 produsen komponen dan perangkat telekomunikasi yang ada di Batam.
Dalam rangkaian acara diisi pula dengan kunjungan ke Pelabuhan Laut Batu Ampar dan Bandara Kargo Hang Nadim untuk mengeksplorasi fasilitas logistik di Batam, Batam Center dan Nongsa