JCR Perbaiki Outlook Rating Indonesia dari Stable Menjadi Positive

Friday 26 Apr 2019, 11 : 47 pm
by
ILUSTRASI

JAKARTA-Lembaga pemeringkat Japan Credit Rating Agency, Ltd. (JCR) memperbaiki Outlook Sovereign Credit Rating Republik Indonesia dari Stable menjadi Positive, sekaligus mengafirmasi rating pada BBB (Investment Grade) pada tanggal 26 April 2019.

JCR sebelumnya meningkatkan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia dari BBB-/outlook positif menjadi BBB/outlook stabil pada pada 8 Februari 2018.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyambut baik perbaikan outlook peringkat Indonesia tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa langkah-langkah kebijakan yang ditempuh secara konsisten dan tersinergi oleh BI, Pemerintah, dan berbagai pemangku kebijakan yang lain sudah tepat sehingga meningkatkan kepercayaan investor terhadap ketahanan dan prospek perekonomian Indonesia ke depan.

“Rating Indonesia mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang solid ditopang oleh konsumsi domestik, level defisit anggaran dan utang pemerintah yang terjaga, resiliensi terhadap gejolak eksternal yang didukung oleh kebijakan nilai tukar fleksibel dan akumulasi cadangan devisa,” jelasnya.

Selanjutnya, terdapat beberapa faktor yang mendukung perbaikan outlook dari Sovereign Credit Rating Indonesia.

Pertama, Pemerintah Republik Indonesia dinilai berhasil merumuskan rencana pembangunan infrastruktur dalam skala besar dan secara kuat diarahkan untuk mengatasi kebutuhan infrastruktur yang menjadi hambatan dalam pertumbuhan ekonomi. Rencana tersebut terus berjalan dengan perkembangan yang melebihi ekspektasi JCR dan landasan ekonomi semakin diperkuat untuk mengakselerasi pertumbuhan dalam jangka menengah panjang.

Kedua, Pemerintah Republik Indonesia juga dinilai berhasil meningkatkan anggaran untuk infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia serta membatasi defisit anggaran dengan mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM). Ketiga, kemungkinan peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui keberlanjutan inisiatif reformasi.

Lebih lanjut, BI dinilai telah meningkatkan kemampuan respon kebijakannya. Bauran kebijakan yang terdiri dari peningkatan suku bunga kebijakan secara kumulatif sebesar 175 bps sejak Mei 2018 dan relaksasi kebijakan makroprudensial telah memungkinkan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas eksternal.

Selanjutnya, JCR meyakini bahwa Pemerintah Republik Indonesia akan menjaga disiplin fiskal dalam mendorong konsolidasi fiskal. Pemerintah telah mengumumkan rencana untuk menjaga rasio defisit anggaran pada kisaran 1,5% dari PDB dan menurunkan rasio utang Pemerintah terhadap PDB dari 29,8% di 2018 menjadi 26-27% di tahun 2022.

Selain itu, kondisi sektor perbankan masih tetap sehat, dengan rasio kecukupan modal (CAR) dan rasio kredit bermasalah (NPL) di akhir 2018, masing-masing sebesar 23% dan 2,4%.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pelanggan Mengeluh, Tarif Air Minum di Tangsel Naik 3 Kali Lipat

TANGERANG- Jual air bersih dari Perusahaan Umum Distribusi Air Minum

Dukung Pembangunan Nasional Melalui Kontribusi Ekonomi dan Keuangan Syariah

AKARTA-Pembangunan nasional memerlukan dukungan dari berbagai aspek, termasuk dukungan dari