Jokowi: Jangan Golput, 17 April Harus ke TPS

Sunday 24 Mar 2019, 9 : 53 pm
by
Presiden Jokowi didampingi Seskab dan Mendag menjawab wartawan usai meninjau Indonesia Intertasional Furniture Expo (IFEX) 2019 di JI-Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (13/3)

MAGELANG-Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak para santri dan seluruh warga yang memiliki hak pilih untuk datang berbondong-bondong ke TPS (Tempat Pemungutan Suara) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 17 April mendatang.

“Partisipasi pemilih harus setinggi-tingginya sehingga pesta demokrasi yang menghabiskan uang triliunan ini betul-betul ada manfaatnya bagi negara kita, dan kita memperoleh pemimpin yang kita inginkan baik di Pileg (Pemilihan Legislatif) maupun di Pilpres (Pemilihan Presiden),” kata Presiden Jokowi saat menghadiri Silaturrahim Alim Ulama dalam Memperingati Hari Lahirnya (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU), di GOR Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salafi Asri, Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Sabtu (23/3) sore.

Kepala Negara meminta masyarakat agar jangan sampai golput (golongan putih/tidak gunakan hak pilih) karena Pemilu ini dibiayai dengan uang yang sangat besar.

“Kita harus menyadarkan yang namanya Golput agar berubah menjadi tidak Golput dan mau untuk pergi ke TPS,” tutur Presiden.

Luruskan Fitnah

Sebelumnya terkait penyelenggaraan Pemilu itu, Presiden Jokowi mengajak para ulama peserta Silaturahim Alim Ulama untuk kabar fitnah, kabar bohong, hoaks yang banyak bertebaran di media sosial maupun dari rumah ke rumah.

Diakui Presiden, sudah terlalu lama mendiamkan, banyak pasif mendiamkan penyebaran isu-isu itu. Oleh sebab itu, lanjut Presiden, sudah saatnya merespon dan melawan bersama-sama dengan meluruskan hal-hal yang tidak betul.

Presiden menunjuk contoh, sudah 3-4 minggu ini informasi yang diterimanya, kabar-kabar sampai ke bawah dari pintu ke pintu, dari rumah ke rumah. Misalnya pendidikan agama akan dihapus, kemudian juga akan ada larangan azan, akan dilegalkan, diperbolehkan perkawinan sejenis, dan akan dilegalkan perzinaan.

“Ini sesuatu yang tidak nalar, tidak masuk logika tapi masyarakat percaya. Ini hati-hati,” tegas Presiden Jokowi.

Kepala Negara menegaskan, siapapun Presidennya nggak mungkin berani melakukan itu. Karena negara ini adalah negara terbesar, negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia yang penuh dengan norma-norma agama, nilai-nilai agama, norma-norma etika, nilai-nilai tata krama.

“Enggak mungkin. Tapi ini harus dijelaskan kepada masyarakat bahwa ini adalah tidak benar. Kalau kita diam dan kita tahu, kita tidak meluruskan maka akan semakin menjadi-jadi,” seru Kepala Negara.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid

Coblos No 3, Arsjad: Kita Harus Menang

YOGYAKARTA-Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid  mengobarkan semangat

Dapat Reward, Banyuwangi Peroleh Insentif Daerah Rp75 Miliar

BANYUWANGI- Kementerian Keuangan mengucurkan Dana Insentif Daerah (DID) sebesar Rp75