Lampu Merah Rupiah, Indonesia Harus Waspada

Wednesday 11 Mar 2015, 9 : 51 pm
by
Ilustrasi

JAKARTA-Presiden Joko Widodo kembali mengumpulkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan, Gu‎bernur Bank Indonesia (BI) dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk membahas mengenai nasib nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS)  yang terus terpuruk. Pertemuan tersebut menjadi pertemuan yang kedua kalinya dalam kurun waktu kurang dari 24 jam setelah semalam pukul 19.00 WIB Jokowi juga mengadakan pertemuan yang sama. “Saya ingin mendengar langsung situasinya seperti apa meski tadi malam kita sudah ketemu, tapi saya kira sore ini di ruangan ini akan lebih baik lagi,” kata Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/3).

Sekedar catatan, nilai tukar yang jatuh hingga Rp 13.000 per dollar AS merupakan yang terendah sejak krisis tahun 1998. Data valuta asing Bloomberg, Rabu pekan ini menunjukkan nilai tukar rupiah dibuka melemah cukup parah ke level 13.196 per dolar AS. Nilai tukar rupiah tercatat melemah 0,57 persen ke level 13.168 per dolar AS pada perdagangan pukul 8:56 waktu Jakarta. Masih di awal sesi perdagangan, nilai tukar rupiah masih berfluktuasi melemah di kisaran 13.145-13.198 per dolar AS.

Dalam pidato awalannya, Jokowi meminta kepada seluruh otoritas moneter untuk tetap waspada dalam menghadapi perkembangan ekonomi global terutama dari Amerika Serikat yang belakangan paling mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Namun begitu, Jokowi mengaku optimis dengan berbagai indikator makro ekonomi Indonesia pada tahun 2015 yang lebih baik, akan membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan mengingkat dibandingkan tahun 2014. “Dengan fundamental kita yang baik, dan juga IHSG yang kita lihat baik, dan pasar obligsi yang juga membaik, dengan ruang fiskal kita punyai jauh lebih baik dibanding tahun kemarin kita semuanya harus optimis bahwa tahun ini ekonomi kita akan tumbuh lebih baik‎,” papar Jokowi

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

PLN Harus Buka Penyebab Mangkraknya Proyek 6000 MW

JAKARTA-Target PLN membangunan pembangkit listrik 35.000 MW ternyata tak semuanya

IPR: Skenario Ujungnya Jokowi Tiga Periode

JAKARTA-Pro kontra soal penundaan pemilu diprediksi bakal berujung pada perpanjangan