Lulung Diminta Ksatria Mundur Dahulu

Wednesday 20 Jun 2018, 7 : 13 pm

JAKARTA- DPP PPP menghormati keinginan salah satu kadernya, yakni Abraham Lunggana (Lulung) untuk pindah partai. Karena itu Partai Kabah tak bisa menahan niat tersebut. “Kami hormati pilihan Lulung, jika memang harus pindah partai karena kami sudah berusaha untuk melakukan pendekatan politik,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) Achmad Baidowi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, (19/6/2018).

Hanya, lanjut Baidowi, jika berjiwa ksatria, maka hendaknya Lulung keluar dulu dari PPP dan baru bicara pindah ke partai politik (parpol) lain, seperti yang dilakukan Akbar Faizal ketika pindah dari Hanura ke Nasdem dan Titiek Soeharto yang mundur dari Golkar sebelum pindah ke Berkarya.

“Perlu diingat bahwa Lulung menjadi pimpinan DPRD lewat PPP. Jika berjiwa ksatria, hendaknya mengundurkan diri, tidak berkoar-koar menggunakan fasilitas pimpinan DPRD yang didapat melalui PPP,” katanya.

Menurut Baidowi, jika Lulung pindah partai, maka sebenarnya bukan hal baru karena sebelum masuk PPP Lulung pernah maju caleg dari parpol lain pada Pemilu 2004, tetapi tidak terpilih.

“Baru ketika masuk PPP, yang bersangkutan terpilih saat maju caleg pada Pemilu 2009,” catat Baidowi.

Terkait kabar hengkangnya Lulung dari PPP karena ia berpendapat PPP dianggap meninggalkan umat, menurut Baidowi, hal itu hanya klaim Lulung untuk mencari pembenaran.

“Terbukti berdasarkan hasil survei, justru PPP yang dinilai dekat dengan umat Islam termasuk perjuangan di bidang program legislasi di DPR,” kata anggota Komisi II DPR RI itu.

Terkait posisi Lulung yang tidak lagi menjabat Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) PPP Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta, menurut Baidowi, karena memang hasil Musyawarah Wilayah (Muswil) PPP DKI Jakarta menetapkan Abdul Azis sebagai ketua baru.

Dikemukakannya, Lulung merupakan loyalis Djan Faridz. Namun, Lulung dipecat dari jabatan Ketua DPW DKI Jakarta gara-gara persoalan pihak Djan Faridz mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2017.

“Sedari awal Lulung merupakan loyalis Djan Faridz yang melawan Pak Rommy. Kemudian ketika Pak Rommy menang secara hukum dan politik, dia minta tetap dijadikan ketua DPW, tentu saja teman-teman PPP yang berjuang di belakang Pak Rommy keberatan, karena ketua DPW sudah dijabat Abdul Azis hasil Muswil,” katanya.

DPP PPP di bawah M. Romahurmuziy (Rommy), ditambahkan Baidowi, sudah banyak mengalah dan menawarkan beberapa kompensasi kepada Lulung, termasuk tidak diganti dari jabatan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dan dijadikan salah satu pengurus harian DPP yang membidangi pemenangan wilayah DKI Jakarta-Jawa Barat dan Banten.

Don't Miss

Cor Beton Tol BORR Ambruk, BPJT Aktifkan Konsultan PMI

JAKARTA-Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit memerintahkan seluruh

Gelar RUPST 2020, BTN Fokus Kualitas Bisnis

JAKARTA-Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Pahala N.