Pemerintah Harus Tekan Impor Daging Sapi

Tuesday 12 Nov 2013, 5 : 10 pm
by

JAKARTA- Pemerintah harus segera mengeluarkan langkah baru untuk menekan angka impor daging sapi  yang kecendrungannya semakin meningkat dalam beberapa tahun ke belakang.  Pasalnya, volume impor daging sapi saat ini sangatlah berlebih. “Kita itu dulu tidak pernah mengenal yang namanya impor sapi. Melainkan kita yang ekspor sapi ke Hongkong dan Singapura,” tegas Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Darmin Nasution dalam acara diskusi panel ‘Peran dan Kepentingan Indonesia dalam WTO’ di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (12/11).

Darmin mengeritik kebijakan impor daging sapi yang dilakukan pemerintah saat ini. Kondisi tersebut kata dia berbanding terbalik dengan apa terjadi sekitar 1970, pemerintah Indonesia berhasil melakukan ekspor daging sapi ke sejumlah negara.

Darmin mengakui, hal tersebut terjadi tidak lama, namun volume impor daging sapi saat ini sangatlah berlebih. “Memang saat itu bisa ekspor sapi selama dua sampai tiga tahun dan itu terjadi sampai 1970. Tapi dinamika pertanian nasional saat ini dalam tren negatif dan neraca perdagangan di sektor pertanian semakin defisit,” sambungnya.

Tidak hanya ekspor sapi, Darmin juga menambahkan pada sekitar tahun tersebut, Indonesia juga sempat menjadi eksportir komoditas gula nomor dua di dunia. Namun ironisnya, saat ini pemerintah hampir sebagian besar melakukan ekspor di sektor komoditas pertanian.

Menurutnya, dari kondisi tersebut pemerintah diharapkan dapat benar-benar memanfaatkan kesempatan menjadi tuan rumah Konfrensi Tingkat Menteri (KTM) ke-9 World Trade Organization (WTO) yang akan berlangsung pada 3-6 Desember 2013 di Nusa Dua, Bali. “Sekarang, gula saja harus impor. Garam juga impor. Jadi kesempatan (WTO) ini harus benar-benar dapat dimanfaatkan pemerintah untuk konsen terhadap masalah pertanian nasional,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Gini Rasio Jadi Tantangan Ekonomi Pancasila

JAKARTA-Persoalan gini rasio Indonesia yang mencapai 0,42 tidak boleh dianggap

Meneropong Potensi Sektor New Economy

Oleh: Katarina Setiawan Sektor new economy saat ini, terutama bidang informasi teknologi,