Pemulihan Ekonomi Eropa Butuh 10 Tahun

Tuesday 23 Oct 2012, 6 : 23 am
by

Jakarta—Krisis global tampaknya takkan pulih dalam waktu cepat. Setidaknya dibutuhkan waktu minimal 10 tahun. Bahkan bisa lebih. Alasanya, perlambatan ekonomi malah mempengaruhi pertumbuhan negara-negara berkembang. “Perlu 10 tahun untuk Eropa kembali dari pra-krisis, itu pun kalau prasyaratnya dipenuhi,” kata Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar di Jakarta, Selasa (23/10/2012).
Mahendra mengakui Bank Dunia (World Bank) telah mengadakan pertemuan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) dan beberapa Menteri Keuangan (Menkeu) serta perbankan di Jepang. “Dalam pertemuan tersebut, terdapat empat permasalahan yang harus diwaspadai. Empat permasalahan tersebut akan mempengaruhi kondisi perekonomian global,” tambahnya.
Menurut mantan Wamendag ini, pertumbuhan ekonomi global yang semakin melambat, risiko untuk terus melambat sangat tinggi, perlambatan yang bisa diatasi negara-negara berkembang malah akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Terakhir pemulihan perekonomian yang belum jelas.
Secara spesifik, berdasarkan indikator, Mahendra menjelaskan pertumbuhan ekonomi hanya akan mencapai 3,3 %. “Paling tidak pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 3,6 % jauh dari pencapaian empat %,” tukas dia.
Sebelumnya, pada pertemuan ini, gubernur Bank Sentral China (PBOC) menarik diri dari pertemuan Bank Dunia dan IMF yang dilangsungkan di Jepang. Keputusan tersebut merupakan imbas dari eskalasi ketegangan antara Jepang dan China terkait sengketa wilayah kepulauan yang sebelumnya mengganggu hubungan dagang dan politik kedua negara.
Ketidakhadiran orang nomor satu di otoritas perbankan Negeri Panda ini menunjukkan bahwa sentimen negatif akibat sengketa pulau di Laut China Selatan itu semakin buruk.
Sehari sebelumnya empat bank besar China yang dijadwalkan hadir pada pertemuan di Tokyo juga menyatakan memboikot acara tersebut. Menurut kantor berita Xinhua, keempat bank tersebut adalah Bank Industri dan Komersial China (ICBC), Bank of China, China Construction Bank, dan Agricultural Bank of China. **

Don't Miss

Anak Usaha Hartadinata Abadi Raih Kredit Rp300 Miliar dari Bank Mandiri

JAKARTA-PT Gemilang Hartadinata Abadi (GHA), anak usaha PT Hartadinata Abadi

Ditjen Pajak Perluas Cakupan Penanganan Faktur Pajak Fiktif

JAKARTA-Direktorat Jenderal Pajak (DJP) secara resmi memulai kegiatan Satuan Tugas