Jangan Retak
Presiden menegaskan kemajemukan Indonesia tidak dapat dipungkiri. Untuk itu, Kepala Negara meminta kepala desa semuanya ada pada ujung yang paling depan untuk memberi tahu masyarakat betapa bangsa ini berbeda-beda.
“Jangan lupa memberi tahu itu. Oleh sebab itu, jangan sampai hanya gara-gara pilihan bupati, gara-gara pilihan wali kota, gara-gara pilihan gubernur, gara-gara pilihan presiden kita ini menjadi retak. Tidak boleh,” tutur Presiden.
Berbeda pilihan itu, lanjut Presiden, silakan, ini adalah pesta demokrasi.
“Beda pilihan bupati silakan, beda pilihan wali kota silakan, beda pilihan gubernur silikan, beda pilihan presiden juga silakan enggak apa-apa tapi yang hatus diingat, yang harus diingat, kita ini adalah saudara sebangsa dan setanah air,” tegas Presiden.
Presiden meminta para kepala desa terus mengingatkan rakyat, jangan sampai karena pilihan bupati antar tetangga tidak saling menyapa.
“Jangan sampai karena berbeda pilihan gubernur dengan teman tidak saling menyapa. Jangan sampai karena beda pilihan presiden antar kampung tidak saling menyapa. Jangan,” ujarnya.
Jangan sampai, lanjut Presiden, dikompor-kompori, dipanas-panasi tidak menyapa antarkampung, antar tetangga. Sebab rugi besar bangsa ini kalau hal-hal tersebut diterus-teruskan.
“Ajarkan, berikan pembelajaran kepada masyarakat kedewasaan politik, kematangan dalam berpolitik, etika dalam berpolitik, sopan-santun dalam berpolitik. Ini tugas Saudara-saudara semunya karena Bapak/Ibu, Saudara-saudara semuanya betul-betul berada paling ujung terdepan dalam melaksanakan tugas ini,” tutur Presiden.