TANGERANG-Pemkot Tangerang Selatan mendapat tambahan pengelolaan ratusan koperasi yang berasal dari Kabupaten Tangerang. Namun sayangnya sebagian koperasi itu tak aktif, alias “mati suri”. “Saat ini kami mendapat limpahan koperasi dari kabupaten Tangerang sebanyak 515 koperasi. Dari beberapa jumlah koperasi itu ada beberapa yang sudah tidak aktif. Beberapa koperasi yang “mati suri” itu terlihat dari sejumlah laporan Rapat Anggota Tahunan (RAT),” kata Kepala Dinas UKM Kota Tangsel, Warman Syanudin kepada hariantangerang.com, Selasa, (6/05.
Menurut Warman, pihaknya akan segera membenahi ratusan koperasi “limpahan” kabupaten itu. Karena itu koperasi itu memerlukan pengelolaan secara profesional. “Bila dua tahun tidak ada kegiatan, maka kami akan memberikan pembinaan sampai pembubaran,” tambahnya.
Lebih jauh kata Warman, Pemkot Tangsel sendiri memiliki sekitar 160 koperasi yang sudah melaporkan RAT. Sementara sisanya 213 koperasi belum menyampaikan RAT. Selain koperasi, kata Warman, potensi pengembangan UKM di Tangsel sangat besar. Karena itulah pihaknya tergerak membangun wadah UKM untuk mencetak pengusaha kecil dan menengah. Caranya, dengan memberikan pelatihan manajemen, pemasaran, keuangan, penggunaan informasi teknologi (IT) sebagai sarana promosi lewat internet. “Kendala-kendala yang ada dimasyarakat kita coba minimalisir, contohnya bantuan penyewaan kios selama satu tahun dan ini sudah berjalan 1 tahun,” ujarnya.
Warman menambahkan saat ini produk UKM Kota Tangsel antara lain, produk dodol Cilenggang, Parigi, Pondok Cabe, dan Anggrek. Para UKM ini tersebar di Benda Baru, Babakan, dan Lengkong. Untuk produk kerajinan dari limbah plastik yang diolah menjadi tikar, tas, juga ada di beberapa kecamatan lainnya.
Malah, kata Warman, produk UKM Tangsel ada sudah di ekspor ke luar negeri yaitu busana muslim. Pasarnya sampai ke Malaysia. Sementara untuk produk dodol masih menuju pasar lokal, misalnya Kalimantan, Surabaya, Medan. Yang cukup mencengangkan, panganan umbi-umbian lokal dari ganyong dan ubi yang diolah menjadi keripik, telah menjadi panganan khas di APEC Bali 2013, beberapa waktu lalu.
Warman berharap kewirausahaan perlu terus diberdayakan. Karena itu Dinas UKM telah berkoordinasi dengan Disperindag, Dinas Sosial, Badan Pemberdayaan Masyarakat Keluarga Berencana (BPMKB) dan Kantor Budaya & Pariwisata (BUDPAR) yaitu sinergitas yang saling mengisi. (ek)