Rupiah Bisa Sentuh Rp11.000

Monday 19 Aug 2013, 7 : 02 pm

JAKARTA-Anjloknya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar AS tak busa dibendung, malah Senin,(19/8) sempat bertengger di Rp 10.645 per dolar AS. Bukan tidak mungkin rupiah bisa jatuh ke level Rp11.000/dolar. “saya kira hanya tinggal menunggu waktu saja, rupiah akan menyentuh pada level Rp11.000/dolar. Alasannya, jelas, pasar sangat kecewa terhadap pidato SBY,” kata Pendiri Econit, Rizal Ramli di Jakarta, Senin,(19/8).

Menurut mantan Menko Perekonomian era Gus Dur ini, pasar melihat pidato Presiden SBY sangat tidak realistis  dan tidak memberikan jawaban tentang apa yang harus dilakukan agar indikator-indikator ekonomi makro bisa diselesaikan.

Rizal memprediksi posisi rupiah akan terus anjlok, karena beberapa factor, antara lain, terjadi defisit quatro, yakni defisit perdagangan yang mencapai sekitar US$6 miliar dolar, defisit transaksi berjalan juga hampir mencapai US$6 miliar, defisit neraca pembayara (minus) – US$6,3miliar hingga – US$6,5 miliar dan defisit anggaran bisa lebih besar. “Anjloknya rupiah membuat impor BBM semakin tinggi, sehingga membebani APBN,” tambahnya.

Celakanya, kata Rizal, beban ini makin bertambah, karena ada utang swasta yang jatuh tempo mencapai sekitar US$27 miliar dolar. Ini juga menjadi beban yang tidak ringan, bagi pemerintah.

Dampak anjloknya rupiah ini, kata Rizal, akan merembet ke semua sektor, termasuk kemungkinan naiknya harga pangan, yang sumbernya berasal impor. “Jadi akan ada ronde ke dua kenaikkan harga pangan, sebelum lebaran sudah naik, dan pasca lebaran bisa naik lagi,” tegasnya.

Kondisi saat ini, sambung Rizal, berbeda dengan situasi ekonomi Indonesia pada 2008. Kala itu, fundamental ekonomi Indonesia sangat bagus. “Neraca perdagangan dan neraca pembayaran, keduanya sempat surplus, sehingga dampak resesi ekonomi AS tak berpengaruh buat Indonesia,” ucapnya.

Seperti diketahui, pekan lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung soal melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Menurutnya, pelemahan rupiah ini masih ringan jika dibandingkan mata uang negara Asia lainnya. “Sebenarnya pelemahan terhadap mata uang rupiah relatif lebih ringan, dibanding pelemahan mata uang negara-negara seperti India, Australia, Malaysia, Filipina, Korea, dan Jepang dalam periode Januari sampai akhir Juli 2013,” SBY dalam pidato Nota Keuangan di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Jumat akhir pekan lalu. **cea

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

CIMB NIAGA

CIMB Niaga Syariah Perluas Jaringan ke Banjarmasin

BANJARMASIN-PT Bank CIMB Niaga Tbk (”CIMB Niaga”), melalui Unit Usaha

Kemendag Minta Konsumen Perkuat Nasionalisme

JAKARTA-Kementerian Perdagangan (Kemendag) meminta konsumen Indonesia memperkuat nasionalisme menyongsong era