7 Tahun Terakhir, Indonesia Pertahankan Pertumbuhan di Angka 5,5%

Saturday 19 May 2018, 3 : 07 am
by
Menteri Keuangan (Menteri Keuangan) Sri Mulyani Indrawati memberikan pidato Penyampaian Pengantar dan Keterangan Pemerintah atas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2019 pada Rapat Paripurna DPR RI, di gedung DPR RI (18/05)

JAKARTA-Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang mampu mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5% per tahun selama 7 tahun terakhir.
Hal ini disampaikannya dalam pidato Penyampaian Pengantar dan Keterangan Pemerintah atas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2019 pada Rapat Paripurna DPR RI, di gedung DPR RI, Jumat (18/05).

Menurutnya, saat ini perekonomian dunia masih penuh ketidakpastian. Dampak negatif situasi global mengenai seluruh dunia termasuk Indonesia. Karena itu, Indonesia harus terus meningkatkan kewaspadaan, ketahanan, dan kesiapan perekonomian untuk menghadapi gejolak tersebut.

“Dalam konteks volatilitas perekonomian global menuju keseimbangan baru, pembangunan nasional perlu didesain tidak semata mengejar pertumbuhan tinggi namun juga harus menjaga stabilitas, memperkuat daya tahan, dan terus terjaga kesinambungan dalam jangka menengah panjang,” tukas Menkeu.

Walaupun dihadapkan oleh berbagai kendala, untuk tahun 2019, Ia mengatakan Pemerintah telah menetapkan sasaran pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,4-5,8 persen. Pemerintah bersama Bank Indonesia juga akan menjaga inflasi pada rentang 3,5 +/- 1,0 persen.

“Rata-rata nilai tukar Rupiah tahun 2019 diperkirakan berada pada rentang Rp13.700-Rp14.000 per USD,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Menkeu menjelaskan bahwa pergerakan nilai tukar Rupiah dalam rentang yang memadai tidak selalu berarti negatif terhadap perekonomian domestik.

Ia pun menyampaikan Indonesia harus terus mengupayakan perkembangan industri manufaktur dan jasa, termasuk pariwisata agar mampu memanfaatkan situasi tersebut.

Terakhir, Menkeu mengatakan Pemerintah akan terus melakukan bauran kebijakan dengan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Melalui bauran kebijakan diharapkan kondisi perekonomian akan semakin sehat dan berkelanjutan, baik jangka pendek maupun menengah.

“Untuk mewujudkan target pembangunan nasional diperlukan upaya makin keras disertai pilihan-pilihan kebijakan yang makin strategis dalam mengatasi tantangan pembangunan dan gejolak ekonomi global yang masih berlangsung,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji/Sumber Foto : Dok DPR

Kejar Target Swasembada Gula 2028, Pemerintah Harus Perbaiki Tata Kelola Pertanian

SURABAYA-Produksi gula nasional terus mengalami defisit. Berdasarkan data Badan Usaha

Dion Pongkor: Instrumen RDPT Periode 2009-2016 Raih Untung Rp3,41 Triliun

JAKARTA-Investasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) di instrumen Reksa Dana Penyertaan