Konflik Atas Nama Agama dan Rezim Jokowi

Jumat 10 Mei 2024, 2 : 26 pm
Saiful Huda Ems

Oleh: Saiful Huda Ems

Kalau ada pelaku penganiayaan atas nama agama, jangan sesekali dihantam agamanya, sebab itu tidak adil dan hanya akan memunculkan provokasi baru, yang menstimulus orang-orang yang seagama dengannya melakukan aksi penganiayaan yang serupa, bahkan lebih sadis.

Penganiayaan apapun alasannya merupakan tindakan kriminal, yang pelakunya dapat dipidana, dan mereka memang tak patut untuk dibela.

Kendatipun demikian, semua pengikut agama apapun itu, sesungguhnya berpotensi melakukan hal yang sama, penganiayaan, pembantaian dlsb.

Karena itu menyudutkan agama tertentu yang dianut oleh pelaku kriminal yang mengatas namakan agama adalah ketidak adilan.

Jika tak percaya, datanglah ke Mabes POLRI, lihat catatan para pelaku kriminal atau penganiayaan, pasti akan didapatkan informasi, bahwa para pelaku kriminal terdiri dari berbagaimacam pemeluk agama, tak melulu Islam.

Bahkan kelompok-kelompok preman yang gemar menganiaya orang-orang tak berdosa di negeri yang mayoritas beragama Islam ini, juga tidak didominasi oleh orang-orang Islam, bukan?

Baik di masa tenang, aman atau damai, selalu saja ada orang-orang atau kelompok-kelompok tertentu yang melakukan penganiayaan, brutalisme apalagi di zona perang seperti yang ada di Papua, orang-orang yang tak bersalah apa-apa dibantai, dimutilasi, dibakar hidup-hidup secara sadis dll.

Ini baru bicara dalam konteks Indonesia, apalagi dunia.

Israel tiap hari membantai ratusan ribu orang-orang sipil mulai dari anak-anak sampai para Lansia, namun kita sangat jarang bahkan bukan hanya tak pernah mengutuknya, malah sebagian –seperti beberapa pengamat sinting di negeri ini– membela Israel, hanya karena takut tidak digolongkan sebagai pengamat toleran, pluralis.

Mereka dengan berbagai dalih mulai dari dalih bahwa tidak semua orang Israel itu Yahudi, banyak Tentara Israel yang juga Islam dan Arab, konflik Israel-Palestina bukan Konflik Agama dll.

mereka diam-diam atau terang-terangan membela Israel dan memaklumkan Israel membantai anak-anak dan para lansia tak berdosa !.

Solidaritas rasa kemanusiaan mereka menjadi musnah, hanya gara-gara takut dituduh pro fundamentalis atau radikalis Islam. Pengecut ! Celeng !.

Saya menulis hal ini karena keprihatinan saya mencermati situasi kontemporer Indonesia. Baru-baru ini di suatu daerah ada Ketua RT yang mengerahkan banyak orang untuk menyerbu orang-orang Kristiani yang melakukan peribadatan di tempat kos-kosan.

Mereka lalu ramai-ramai menyerbu Umat Kristiani yang melakukan Doa Rosario di tempat kos tsb. Celakanya yang dianiaya ternyata juga orang Islam yang membela Umat Kristiani yang melakukan Doa Rosario di rumah kos tsb.

Bagi saya tindakan Ketua RT dan orang-orang yang bersamanya melakukan penganiayaan tersebut merupakan tindakan kriminal, yang pelakunya wajib dihukum.

Namun yang sangat saya sayangkan, lah kok sebagian orang malah menghujat agama Ketua RT dan warga tersebut.?

Apa hubungannya? Jika semua pemeluk agama apapun itu berpotensi melakukan kekerasan atau penganiayaan, kenapa agamanya yang harus dipersalahkan?.

Seperti yang sudah saya kemukakan di atas, bahwa menyudutkan agama tertentu justru malah akan berakibat fatal akan terjadinya provokasi baru yang menstimulus para pengikut agama yang sama dengannya akan melakukan tindakan yang serupa, bahkan bisa lebih parah.

Komentar

Your email address will not be published.

Don't Miss

Sebastian: Kita Tidak Sedang Memburu Kekuasaan, Jabatan dan Harta

JAKARTA-Bakal Calon Bupati Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) periode

Neraca Perdagangan Surplus US$ 304,9 Juta

JAKARTA-Neraca perdagangan mengalami surplus USD 304,9 juta pad Maret 2013.