Pendapatan Naik 46,8%, WTON Raih Laba Bersih di Semester I Senilai Rp60,72 Miliar

Selasa 30 Agu 2022, 8 : 17 pm
by
Ilustrasi

JAKARTA-PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) pada paruh pertama 2022 membukukan laba bersih sebesar Rp60,72 persen atau meningkat 59,83 persen dibanding periode yang sama di 2021 senilai Rp37,99 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan WTON yang dipublikasi di Jakarta, Selasa (30/8), pendapatan usaha di Semester I-2022 tercatat sebesar Rp1,85 triliun atau mengalami kenaikan dibanding Semester I-2021 yang senilai Rp1,26 triliun.

Seiring dengan kenaikan pendapatan usaha tersebut, jumlah beban pokok pendapatan selama enam bulan pertama tahun ini meningkat menjadi Rp1,68 triliun dari Rp1,18 triliun di periode yang sama 2021.

Sehingga, laba bruto WTON di Semester I-2022 menjadi Rp169,72 miliar atau meningkat 127,35 persen (year-on-year).

Sementara itu, laba periode berjalan yang dicatatkan WTON di paruh pertama 2022 sebesar Rp60,3 miliar atau lebih tinggi dibanding periode yang sama di 2021 senilai Rp35,76 miliar.

Sedangkan, besaran laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di Semester I-2022 sebesar Rp60,72 miliar atau naik 59,83 persen (y-o-y).

Per 30 Juni 2022, WTON tercatat mampu menekan jumlah liabilitas menjadi Rp4,95 triliun dari Rp5,48 triliun pada 31 Desember 2022.

Sedangkan, total ekuitas hingga akhir Semester I-2022 tercatat Rp3,49 triliun atau lebih tinggi dibanding posisi per akhir Desember 2021 yang sebesar Rp3,45 triliun.

Komentar

Your email address will not be published.

Don't Miss

Erick Thohir Ingin Pertashop Jadi Salah Satu Basis Penguatan Ekonomi Umat

CILACAP-Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) yang juga Menteri BUMN, Erick
Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani bersama Presiden Republik Indonesia Joko Widodo saat berjalan menuju pembukaan acara ASEAN-AIPA Leaders Interface Meeting di Labuan Bajo, Rabu (10/5/2023)./Foto: Pemberitaan DPR

Puan Singgung Ekonomi Hijau Dalam KTT ASEAN

LABUAN BAJO-Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani menyoroti ekonomi