IHSG Berpotensi Rebound di Akhir Pekan, Cermati CTRA, ITMG, LSIP dan BBNI

Friday 18 Aug 2023, 8 : 20 am
AGII, ASSA, UNVR, ARTO
ilustrasi/photo dok antara

JAKARTA-Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di akhir pekan ini berpeluang mengalami technical rebound, setelah pada perdagangan sebelumnya ditutup terkoreksi 0,21 persen ke level 6.900.

Sepanjang perdagangan Rabu (16/7), IHSG tertahan di teritori negatif akibat peningkatan aksi jual, dengan nilai transaksi yang meningkat menjadi Rp11,93 triliun dari Rp10,66 triliun pada sehari sebelumnya. Namun hingga akhir perdagangan, IHSG terpantau masih mampu bertahan di atas Moving Average-20.

Menurut analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana dalam riset harian untuk perdagangan Jumat (18/8), koreksi IHSG sudah menyentuh area support sebelumnya di kisaran 6.863-6.888, meski akhirnya ditutup di level 6.900.

“Pada label merah, diperkirakan IHSG berpeluang menguat untuk menguji kisaran 6.916-6.934,” kata Herditya dalam riset Daily Scope Wave.

Namun demikian, jelas dia, para pelaku pasar diharapkan untuk tetap mencermati support 6.834.

“Apabila level ini kembali tertembus, maka IHSG akan menuju ke rentang 6.793-6.800 untuk membentuk Wave iv pada label hitam,” papar Herditya.

Untuk perdagangan hari ini, MNC Sekuritas menetapkan level support IHSG di posisi 6.834 dan 6.798, sedangkan resistance di level 6.934 dan 6.966.

Direkomendasikan untuk menerapkan strategi Buy on Weakness pada saham CTRA, ITMG dan LSIP, sementara itu BBNI memiliki rating trading Speculative Buy.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

12 Proyek Migas Jalan di 2020, Peluang Tingkatkan Lifting Migas Terbuka Lebar

JAKARTA-Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan
Pefindo telah menyematkan prospek CreditWatch dengan Implikasi Negatif terhadap peringkat ISAT, sehubungan dengan rencana penggabungan usaha dengan Tri yang diharapkan selesai pada Desember 2021

Pefindo Terima Mandat Pemeringkatan Surat Utang Sebesar Rp33,24 Triliun

JAKARTA-PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyebutkan, hingga 11 Januari 2021