10 Kali Berturut-turut, BPK Beri Opini Lapkeu BI WTP

Wednesday 1 May 2013, 7 : 18 pm
by
BI
ilustrasi

JAKARTA-Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas  Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia (LKTBI)  2012.  Ini berarti,  untuk ke 10 kalinya, BI  memperoleh opini WTP yang merupakan opini terbaik untuk sebuah laporan keuangan.

Pencapaian tersebut sekaligus membuktikan komitmen BI untuk senantiasa mengelola keuangan secara transparan dan akuntabel.

Seperti diketahui, pada Selasa, 30 April 2013, telah dilaksanakan kegiatan penyerahan LKTBI 2012, di Jakarta. Dalam penyerahan LKTBI 2012 ini, pihak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dipimpin oleh Taufiequrachman Ruki (Anggota II BPK) dan I Gede Kastawa, (Plt Auditor Utama Keuangan Negara II).

Sedangkan dari pihak Bank Indonesia dipimpin oleh Halim Alamsyah (Deputi Gubernur), dan Perry Warjiyo (Deputi Gubernur).  Pemeriksaan terhadap LKTBI tahun 2012 dimulai pada 4 Februari 2013 dan tepat pada hari ini, Selasa, 30 April 2013.

Direktur Eksekutif  Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat, BI  Difi A. Johansyah mengatakan dalam pemeriksaannya, BPK juga telah melakukan pengujian atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern di BI.

Saran/rekomendasi BPK atas pengujian dimaksud menjadi perhatian dan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya BI untuk secara berkesinambungan menerapkan prinsip-prinsip good governance dalam setiap proses bisnis. 

BI berkomitmen untuk secara maksimal menindaklanjuti semua saran/rekomendasi BPK dalam setiap temuan pemeriksaan. Sejalan dengan itu, progres penyelesaian tindak lanjut temuan pemeriksaan BPK di BI selalu berada diatas 90%. Informasi terakhir, penyelesaian tindak lanjut tersebut telah selesai 92,42%, suatu capaian yang tergolong tinggi.  

“BI senantiasa berusaha melakukan perbaikan-perbaikan dalam pengelolaan keuangan. Seluruh saran/rekomendasi BPK akan kami perhatikan dan upayakan dengan sungguh-sungguh untuk dapat ditindaklanjuti. BPK selaku Auditor Eksternal, kami pandang juga sebagai Mitra Strategis yang membantu dalam mendorong dan mewujudkan prinsip-prinsip “Good Governance” di Bank Indonesia”, demikian ujar Deputi Gubernur Halim Alamsyah.

Berdasarkan Neraca BI, posisi aset per 31 Desember 2012 sebesar Rp 1.519, 5 triliun atau naik sebesar 10,77% dibandingkan tahun 2011. Sementara itu, sepanjang tahun 2012, BI membukukan surplus keuangan sebesar Rp 5,8 triliun setelah di tahun sebelumnya mengalami defisit keuangan sebesar Rp 25,1 triliun.

Surplus dimaksud terutama disebabkan oleh penurunan secara signifikan beban operasi moneter di tahun 2012 yaitu menjadi sebesar Rp 19 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 30,4 triliun.

Besarnya penurunan beban operasi moneter di tahun 2012 terutama disebabkan oleh meningkatnya porsi penyerapan ekses likuiditas rupiah melalui operasi moneter valas dan penurunan suku bunga BI Rate. Posisi dana yang tersimpan dalam instrumen-instrumen Operasi Pasar Terbuka (OPT) BI menurun dari Rp403,35 triliun (akhir 2011) menjadi Rp344,57 triliun pada akhir 2012.

Sementara itu, kisaran BI Rate di tahun 2012 adalah 5,75% – 6,00%, sedangkan di tahun 2011 adalah 6,00% – 6,75%.

“Semoga opini WTP atas LKTBI tahun 2012 dapat meningkatkan kepercayaan para stakeholder sehingga BI dapat melaksanakan tugas yang diembannya dan menghadapi tantangan di tahun-tahun mendatang dengan lebih baik,” pungkas dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Menperin Canangkan Gerakan Beli Tomat Lokal

JAKARTA-Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mencanangkan gerakan beli tomat lokal

Lanjutkan Proses Ekspansi, BNI Sekuritas Siap Branding di Singapura dan Hong Kong

JAKARTA-Manajemen PT BNI Sekuritas mengaku, pada semester kedua tahun ini