JAKARTA-Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) mengungkapkan proses industrialisasi dan pengembangan mobil listrik secara massal membutuhkan waktu hingga 2020. “Untuk kesiapannya, kita gunakan kategori 1-9 tahap. Artinya, dari segi hal kesiapan sampai produksi , kita ingin kuasai,” kata Menristek, Gusti Muhammad Hatta di Jakarta, Selasa (30/7).
Lebih jauh kata Gusti, pengembangan industri mobil listrik menggunakan dengan mengategorikan secara bertahap. Saat ini proses perkembangan mobil dan bus listrik oleh produsen sudah memasuki tahap ketujuh, dan akan segara memasuki ke tahap kedelapan. “Tahap 1-3 masuk ke universitas, tahap 4-6 masuk ke litbang, dan tahap 7-9 sudah masuk ke industry,” terangnya.
Setelah fase-fase itu dilewati secara bertahap, kata Gusti, selanjut masuk pengujian. “Nanti kita juga lakukan pengujian lingkungan, kalau bisa diuji jalan sebenarnya, tidak hanya di dalam gedung,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, untuk kandungan komponen mobil listrik saat ini memang masih di impor. Tetapi, akan menggunakan komponen Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sehingga seluruhnya bisa dipasok dari dalam negeri. “Kita baru di level ketujuh, mau masuk kedelapan. Jadi level ketujuh itu pengujian di jalan sebenarnya. TKDN-nya bervariasi, ada yang 30 persen, ada yang 60 persen,”
Saat ini, pengujian masih dalam tahap ketujuh dan menuju tahap kedelapan, pihaknya menargetkan untuk memasuki tahap kesembilan atau produksi mobil listrik secara nasional akan tercapai di 2020. “Ya memang masih lama tahap ketujuh tahun lagi. Kira-kira 2020,” pungkasnya. **can