Adaptasi Model Teror JAD dan Prediksi Kekuatan Paska Bom Surabaya

Sunday 20 May 2018, 11 : 41 pm
by

Di Surabaya, JAD melakukan aksi bunuh diri yang berbeda. Aksi dilakukan dengan melibatkan satu keluarga utuh. Bom yang terjadi di tiga gereja dilakukan oleh satu keluarga yang terdiri dari orang tua dan empat anaknya, dan bom di Mapolrestabes dilakukan oleh satu keluarga berjumlah 5 orang yang satu diantaranya selamat.

Pasca aksi teror di Surabaya, JAD masih melakukan aksi serangan di Mapolda Riau. Aksi serangan di Mapolda Riau membuat Polri kehilangan satu Bhayangkara terbaiknya gugur. Empat orang pelaku berhasil ditembak mati, satu orang ditangkap dan diduga ada satu orang lainnya yang melarikan diri.

Model aksi teror yang dilakukan oleh JAD selalu berubah. Dari aksi teror dengan kombinasi antara serangan dengan senjata dan bom bunuh diri, hingga aksi bom bunuh diri yang melibatkan perempuan dan anak-anak. Perubahan ini bisa disebut sebagai suatu bentu adaptasi model teror untuk mengatasi hambatan yang mungkin terjadi. Dalam kasus bom di Surabaya, adaptasi perlu dilakukan untuk menghindari kecurigaan dari aparat keamanan.

Perempuan dan anak-anak relatif diterima dan tidak dicurigai sebagai pelaku kejahatan di masyarakat umum. Hal inilah yang diduga menjadi alasan untuk menggunakan perempuan dan anak-anak sebagai pelaku bom bunuh diri di Surabaya, selain faktor utama bahwa bom bunuh diri adalah bentuk amaliyah untuk memperoleh kemuliaan sesuai dengan ideologi yang mereka anut.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Moeldoko: Ulet dan Tahan Banting Jadi Cara Jitu UMKM Hadapi Pandemi

JAKARTA-Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) perlu mencari

Saiful Huda: Jokowi Lebih Norak Dari SBY

JAKARTA-Ketua Umum (Ketum) Ormas Harimau Jokowi Saiful Huda Ems mengeritik