JAKARTA – Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetiantono menilai langkah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggeser Agus Marto dari posisi Menkeu ke Bank Indonesia (BI) disebabkan teknik berkoordinasi yang dilakukan Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu dengan mitra kerjanya di DPR tidak berjalan optimal.
“Saya pernah dengar Presiden ingin mengganti Agus Marto dari posisi menkeu, karena hubungan yang kurang mulus dengan DPR,” tutur Tony di Jakarta, Senin (25/2).
Sebagaimana diketahui, puncak ketidakharmonisan hubungan kerja antara Menkeu dengan mitranya, Komisi XI DPR, terjadi saat Agus menggebrak meja kala rapat sedang berlangsung di ruang komisi.
Sontak, ulah Agus membuat sejumlah legislator tampak geram.
Lebih lanjut Tony menegaskan bahwa Presiden juga mempunyai penilaian terhadap Agus yang dianggap tidak fleksibel saat menghadapi mitra kerja di DPR.
“Agus dianggap terlalu kaku dan keras. Boleh jadi kali ini adalah exit strategy yang smooth. Agus tidak jadi Menkeu dan dicarikan posisi yang baik,” katanya.
Komentari tentang post ini