AIPA Perkuat Kelembagaan Demi Perang Terhadap Korupsi

Wednesday 19 Jul 2017, 5 : 35 pm

JAKARTA- Penguatan kelembagaan Parlemen ASEAN atau ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) sangat diperlukan menjelang hari jadi ulang tahunnya yang ke 40.  Apalagi sejauh ini belum banyak masyarakat yang mengenai AIPA secara lebih spesifik. Padahal ASEAN memiliki potensi besar dalam sumbangsihnya terhadap dunia. “AIPA ini umurnya sudah hampir 40 tahun, sedangkan ASEAN sudah hampir 50 tahun, sehingga harus ada ide besar di dalamnya. Misalnya bener tidak,  kita bisa mengintegrasi kawasan ini,”  kata Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah  dalam AIPA Caucus Meeting ke 9 di Jakarta, Rabu, (19/7).

Fahri menegaskan posisi ASEAN yang memiliki banyak suku, jumlah rakyat serta kepulauannya membutuhkan ide besar dalam rangka menyatukan kawasan tersebut dalam merespon isu dunia internasional dan perdamaian. “Kita lebih rumit karena ASEAN pulaunya banyak, rakyatnya banyak, budayanya banyak. Sehingga harus ada ide besar supaya kita semua bisa bersatu,” tegasnya.

Mantan |Ketua KAMMI mengusulkan agar perwakilan parlemen dari masing-masing negara dapat lebih intens lagi berkumpul sehingga terjalin persahabatan yang lebih erat.  “Kalau bisa kita musti mulai duduk bareng intenstif dulu. ASEAN juga perlu dikasih ide,  supaya jangan teknis terus idenya,” jelasnya.

Isu-isu terkait perang terhadap korupsi, narkoba serta terorisme, lanjut Fahri, seharusnya dapat menjadi isu yang mampu menyatukan negara-negara ASEAN. Sehingga dengan sendirinya akan makin memperkuat kelembagaan dan persahabatan antar negara ASEAN. “Isu-isu seperti korupsi, narkoba, terorisme itu harus dijadikan isu besar yang menyatukan kita semua, nah itu yang kurang dimaksimalkan, kita di AIPA itu perlu memperkuat sekretariat dulu, karena paling tidak dalam usia ke 40 itu orang kenal bahwa ada yang namanya parlemen ASEAN.” tutup Fahri.

Sidang AIPA Caucus ke-9 yang berlangsung pada Rabu, (19/07/2017) membahas sejumlah topik  diantaranya upaya tindak tegas negara terhadap kejahatan manusia terhadap satwa liar. Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP)  Syaifullah Tamliha mengatakan pertemuan ini sangat penting guna mendiskusikan isu satwa liar di masing-masing negara. “Pertemun ini amat penting dalam rangka mendiskusikan peran dan dukungan anggota parlemen di lingkup negara ASEAN. Pertemuan ini adalah juga bagian dari pelaksanaan kerja sama yg telah dilakukan bersama,” ujar Syaifullah.

Isu tentang kejahatan manusia terhadap satwa liar menjadi pembahasan serius di tiap negara sehingga membutuhkan kerjasama diantara negara ASEAN untuk sama-sama memiliki komitmen untuk menindak tegas terhadap kejahatan satwa liar.

Dalam forum ini, lanjut Syaifullah, didiskusikan beberapa strategi yang ditawarkan dalam memberantas kejahatan terhadap satwa, mengingat seringkali ditemukan banyak satwa yang mengalami kematian yang tidak saja diakibatkan oleh faktor alam, namun juga disebabkan oleh ulah manusia.

Sinkronisasi pendapat antar negara sangat diperlukan dalam upaya bersama dalam mendukung sikap tegas terhadap kejahatan satwa liar.  “Melalui inisiatif ini saya percaya kita bisa secara teratur memberikan keterangan terbaru dan mengkaji implementasi strategi  yang mendukung pemberantasan tindak kejahatan terkait satwa liar,” tegas politisi PPP ini. ***

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

IAPI Dukung Penegak Hukum Bersama BPK Periksa AJS

JAKARTA-Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) mendukung aparat langkah Kejaksaan Agung

Bidik Investasi, Kemenperin Terbitkan Regulasi Kawasan Peruntukan Industri

JAKARTA-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menerbitkan regulasi yang dapat menjadi pedoman