JAKARTA – PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) mampu membukukan laba bersih Rp 444,57 miliar atau naik drastic 64,64 persen dibandingkan dengan capaian di 2022 yang senilai Rp 270,03 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Kamis (1/2/2024), pertumbuhan laba bersih bank milik pengusaha Chairul Tanjung, yang dikendalikan oleh PT Mega Corpora tersebut ditopang oleh peningkatan pendapatan bunga bersih di sepanjang 2023 yang sebesar 65,3 persen (y-o-y) menjadi Rp 1,04 triliun.
Kinerja bottom line BBHI di 2023 tersebut berbanding terbalik dengan capaian bank milik Chairul Tanjung lainnya, PT Bank Mega Tbk (MEGA) yang menderita penurunan laba bersih di 2023 sebesar 13,33 persen (y-o-y) menjadi Rp 3,51 triliun.
Adapun pendapatan operasional lainnya yang dicatatkan BBHI di 2023 sebesar Rp 575,56 miliar atau meningkat 61,4 persen (y-o-y). Sementara itu, beban operasional lainnya pada tahun lalu senilai Rp 286,77 juta atau jauh lebih rendah dibandingkan dengan Tahun Buku 2022 yang mencapai Rp 4,29 miliar.
Dengan demikian, laba sebelum pajak yang dibukukan Allo Bank pada Tahun Buku 2023 menjadi Rp 575,27 miliar atau melambung 63,3 persen dibandingkan dengan Tahun Buku 2022 yang senilai Rp 352,31 miliar.
Dengan adanya beban pajak di 2023 yang sebesar Rp 130,71 miliar, maka laba bersih BBHI menjadi Rp 444,57 miliar atau melonjak 64,64 persen dibandingkan dengan perolehan laba bersih di 2022 senilai Rp 270,03 miliar.
Hingga akhir Desember 2023, BBHI menyalurkan kredit kepada pihak ketiga sebesar Rp 7,14 triliun atau naik tipis 1,42 persen (y-o-y), sehingga total aset per 31 Desember 2023 tercatat Rp 12,75 triliun atau meningkat 15,28 persen (y-o-y).
Adapun jumlah simpanan nasabah pihak ketiga per 31 Desember 2023 sebesar Rp 4,9 triliun atau bertumbuh 10,86 persen (y-o-y). Dengan demikian, total liabilitas BBHI per akhir Desember 2023 menjadi Rp 5,87 triliun atau membengkak 26,24 persen (y-o-y).
