Ansy Lema: Impor Solusi Tambal Sulam

Monday 11 Apr 2022, 10 : 59 pm
by
Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema

JAKARTA-Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema mengkritisi kebijakan Kementerian Pertanian (Kementan) yang setiap tahunnya melakukan kegiatan impor.

Kendati kegiatan ekspor dan impor memang benar merupakan hal biasa, namun jika dilihat setiap tahunnya impor yang dilakukan bukanlah berkurang, tetapi terus meningkat.

Dia khawatir Indonesia terjerat ketergantungan impor, sedangkan impor hanyalah solusi jangka pendek dan seperti tambal sulam.

“Saya ingin katakan bahwa, gila. Kalau negara ini, itu memastikan ketersediaan dan surplus pangan strategis itu dari importasi. Karena ini adalah solusi jangka pendek dan tambal sulam,” ujar Ansy Lema, sapaan akrab Yohanis Fransiskus Lema dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo beserta jajaran di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (11/4/2022).

Politisi PDI-Perjuangan ini khawatir terjadi ketergantungan impor yang semakin tinggi terus menerus karena selalu diberi ruang tanpa solusi lain.

“Ini terjadi karena adanya politik pembiaran, Pak (Mentan). Semacam ada ruang yang diberikan, sehingga kemudian perburuan rente dari kuota impor itu terus-menerus terjadi,” jelasnya.

Ansy Lema memberikan contoh salah satu komoditas yang selalu mengalami permasalahan stok sehingga selalu harus dilakukan impor, yaitu komoditas kedelai.

Komoditas kedelai dari tahun ke tahun, jumlah impornya semakin tinggi sedangkan jumlah produksi dalam negerinya selalu menurun.

Untuk itu, Kementan memiliki komitmen untuk memprioritaskan peningkatan kedelai pada tahun 2022.

Anggota DPR RI dapil NTT II ini juga mempertanyakan mengenai Kementan dalam mencapai komitmennya, lantaran menurutnya ada empat permasalahan mengenai sedikitnya produksi kedelai dalam negeri ini.

Pertama, menyusutnya lahan produksi kedelai karena alih fungsi lahan.

Kedua, keuntungan usaha pertanian kedelai yang dinilai kecil dibanding komoditas lain.

Ketiga, kedelai susah tumbuh di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia.

Keempat, kualitas dan kapasitas SDM dari petani masih sangat tradisional

1 Comment

  1. Hey just wanted to give you a quick heads up. The text in your post seem to be running off the screen in Safari. I’m not sure if this is a format issue or something to do with internet browser compatibility but I figured I’d post to let you know. The design look great though! Hope you get the issue fixed soon. Cheers

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pemotongan APBNP Rp 133,8 Triliun, Negara Sudah ‘Mangkrak’

Oleh: Ferdinand Hutahaean Masuknya Sri Mulyani Indrawati dalam kabinet kerja
Pesta Rakyat Digital Island

Tingkatkan Inklusi Keuangan Hingga Kepulauan Seribu, Bank DKI Gelar Pesta Rakyat Digital Island

JAKARTA-Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy (tengah foto) bersama Bupati