Bangkitkan Ekonomi Nasional, Indonesia Butuh Pengusaha Muda Tangguh

Friday 9 Oct 2015, 1 : 33 am
by
Mendag, Thomas Lembong

JAKARTA-Menteri Perindustrian (Menperin), Saleh Husin mengatakan Pemerintah terus berupaya menumbuhkan pengusaha muda yang memiliki semangat tangguh dan kreatif sehingga dapat membangkitkan perekonomian nasional. Bahkan pengusaha muda juga diharapkan dapat terus membuka peluang usaha dan memperluas jaringan bisnisnya. “Saya optimistis perekonomian nasional dapat bangkit melalui peran pengusaha muda. Artinya kita butuh entrepreneur yang tangguh dan kreatif sehingga dapat mendorong proses inovasi pada produk yang dihasilkan,” kata Menperin pada Forum Dialog Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dengan tema ‘Ditengah Lesunya Perekonomian Indonesia, Masih Adakah Peluang Usaha dan Solusinya?’yang dilaksanakan di Jakarta, Kamis (8/10).

Menperin menegaskan, akan mendukung penuh terhadap terobosan yang dilakukan para pengusaha muda termasuk mereka yang tergabung dalam HIPMI untuk meningkatkan daya saing industri nasional sehingga mampu menguasai pasar dalam negeri maupun ekspor. “Karena saya juga sebelumnya di dunia bisnis, jadi tahu betul apa kebutuhan para pengusaha,” ujarnya seraya mengatakan tantangan besar terdekat bagi industri nasional adalah pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir tahun 2015.

Menurutnya, Pemerintah telah merespon kebutuhan pengusaha saat ini, yang terlihat dari paket kebijakan ekonomi tahap I – III. “Melalui kebijakan ekonomi tahap III yang telah dikeluarkan kemarin, itu salah satu solusi Pemerintah untuk dunia usaha dengan menurunkan biaya energi. Diharapkan pelaku industri tanah air mampu mempunyai daya saing yang kuat,” tuturnya.

Menperin mengakui, salah satu penyebab lemahnya daya saing industri nasional adalah tingginya biaya produksi dari beban biaya energi. Oleh karena itu, penurunan harga solar Rp 200 per liter akan berdampak positif kepada dunia usaha. Sebelumnya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar sebesar Rp 6.900 per liter.menjadi Rp 6.700 per liter. “Memang selama ini dunia industri menginginkan punya daya saing yang kuat, makanya bagaimana agar salah satu cost produksi bisa bersaing dengan negara-negara tetangga,” paparnya sambil menambahkan pemerintah juga telah menurunkan harga gas industri, sebelumnya USD 9,3 per mmbtu menjadi USD 6 – 8 per mmbtu.

Selain itu, dalam paket kebijakan ekonomi tahap III, tarif listrik untuk pelanggan industri i3 dan i4 akan mengalami penurunan sebesar Rp12 – Rp13 per kWh mengikuti turunnya harga minyak bumi. Pemerintah juga memberikan penundaan pembayaran tagihan rekening listrik hingga 40 persen dari tagihan listrik 6 atau 10 bulan pertama, dan melunasi secara berangsur, khusus untuk industri padat karya serta industri berdaya saing lemah.

Pemerintah, kata Menperin, juga akan terus berkoordinasi dengan dunia usaha untuk mencarikan solusi di tengah kondisi perekonomian yang melemah saat ini. Salah satu yang akan terus diupayakan yaitu mempermudah izin usaha dan lahan. “Seluruh perizinan di Kemenperin sudah diserahkan ke BKPM. Kami yang pertema dan sebagai percontohan untuk membuat dunia usaha lebih mudah melalui Sistem Pelayanan Satu Pintu (PTSP) di BKPM,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Haris Munandar mengatakan, masih terbuka peluang bagi pelaku usaha dalam negeri di tengah lesunya perekonomian. “Peluang usaha dapat dimanfaatkan pelaku industri apabila dengan memanfaatkan pasar yang telah ada maupun mencari pasar baru,” paparnya.

Oleh karena itu, pelaku usaha dituntut untuk terus kreatif dan inovatif dalam menjawab kebutuhan pasardalam negeri maupun  internasional. “Salah satunya adalah IKM yang bertumpu pada sumberdaya lokal mampu memenuhi standar internasional yang berlaku,” ujarnya.

Selain itu, diversifikasi produk industri maupun jasa sangat penting dilakukan guna memberikan konsumen preferensi lebih dan membuka peluang dalam menciptakan pasar baru maupun ekspansi terhadap segmen konsumen baru. “Hal tersebut relevan diimplementasikan melalui strategi diferensiasi yang menekankan pada kreativitas, inovasi, dan upaya keras dari para pelaku usaha,” kata Haris.

Bahkan, menurut Haris, akuisisi terhadap usaha maupun industri yang melemah daya saingnya menjadi momentum yang tepat dilakukan pada saat ini. “Para pelaku usaha diharapkan visioner dalam memanfaatkan peluang tersebut yang dapat diterapkan melalui strategi yang mengakomodir selera pasar. Sementara itu, Pemerintah berperan aktif dan strategis dalam memberikan dukungannya guna mewujudkan peluang-peluang tersebut melalui fasilitas fiskal dan non fiskal,” pungkasnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Bawa Keluarga ke AS, MKD Segera Periksa Data Kesekjenan DPR

JAKARTA-Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) akan memeriksa data Kesekjenan DPR terkait

Dongkrak Kinerja, MPX Logistik Tambah 23 Unit Armada Baru

JAKARTA-Manajemen PT MPX Logistics International Tbk (MPXL) mengumumkan, telah melakukan