Bentuk Depo Bapok Kita, Mendag Pangkas Rantai Distribusi

Monday 10 Aug 2015, 3 : 25 pm
by

JAKARTA-Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali melakukan terobosan guna menstabilkan harga barang kebutuhan pokok (bapok). Kali ini, Kemendag memfasilitasi pembentukan DEPO BAPOK KITA guna memangkas distribusi.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menjelaskan panjangnya rantai distribusi menjadi penyebab utama meningkatnya harga komoditas dari daerah asal ke pasar tujuan, yang ditaksir hingga 15%. “Pembentukan DEPO BAPOK KITA bertujuan memangkas rantai distribusi komoditas yang terlalu panjang sehingga berdampak pada tingginya harga di tingkat konsumen,” tegas Rachmat Gobel pada acara peresmian DEPO BAPOK KITA pertama di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, (10/8).
Pembentukan DEPO BAPOK KITA, kata Mendag, didasarkan pada nota kesepahaman antara Perusahaan Umum (Perum) Bulog dengan PD. Pasar Jaya, Pusat Koperasi Pedagang Pasar DKI Jaya, Bank BRI, dan Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Dana Bergulir (BLU-LPDB) yang selanjutnya disebut PIHAK KITA.
Mendag menjelaskan, mekanisme DEPO BAPOK KITA, yaitu Bulog sebagai pemasok utama akan menyediakan barang kebutuhan pokok langsung dari petani ataupun importir (dengan perjanjian tertentu) yang nantinya akan diperjualbelikan di kios yang telah disediakan di pasar setempat kepada pedagang.
Selain panjangnya rantai distribusi, kata Mendag, faktor lain yang mempengaruhi harga di tingkat konsumen yang perlu dibenahi yaitu peran bandar barang kebutuhan pokok di pasar induk yang dominan dalam menentukan harga dan relatif lemahnya akses pembiayaan para pedagang di pasar rakyat. Oleh karena itu, Mendag berharap pendirian DEPO BAPOK KITA dapat membantu para pedagang mendapat akses sumber pasokan barang kebutuhan pokok dengan harga yang lebih kompetitif. “Upaya ini juga untuk memfasilitasi pedagang pasar rakyat agar mendapatkan akses pembiayaan dengan mekanisme lebih sederhana, mudah, cepat, dan dengan bunga yang lebih ringan,” tuturnya. Akses pembiayaan pedagang pasar akan diatur secara bilateral antara Koperasi Pasar/Lembaga Keuangan Bank-Lembaga Keuangan Non-Bank (KOPPAS/LKB-LKNB) dan pedagang itu sendiri.
Diakui Mendag, pembenahan yang dilakukan ini akan menimbulkan pro dan kontra. Namun, Rachmat berkeyakinan pembentukan depo ini akan mengikis pengeluaran ekstra para pedagang yang selama ini dibebankan kepada konsumen. “Memang tidak mudah melakukan perbaikan, namun jika semua instansi bekerja sama bukan tidak mungkin hal ini dapat terlaksana. Ke depan akan ada sepuluh DEPO BAPOK KITA di wilayah Jakarta hingga akhir tahun,” pungkas Mendag.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Gusur Warga Panunggangan Barat, Pemkot Tangerang Dinilai Lebih Prioritaskan Kepentingan Ekonomi

TANGERANG KOTA-Pembongkaran paksa yang dilakukan Pemkot Tangerang terhadap pemukiman warga

Polda DIY Bagikan Ratusan Paket Sembako Untuk Warga  Yogya

YOGYAKARTA–Kepolisian Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar silaturahmi dan