Menurut Anthony, penurunan laba bersih BOLT secara year-on-year tersebut dipengaruhi oleh peningkatan biaya tak terduga selama sembilan bulan pertama tahun ini.
Perlu diketahui, laba bruto BOLT per Kuartal III-2022 sebesar Rp146,4 miliar atau meningkat tipis sebesar 1,32 persen (y-o-y).
Lebih lanjut Anthony mengungkapkan, guna dapat mendukung target penjualan bersih di 2022 sebesar Rp1,43 triliun, BOLT menganggarkan belanja modal (capex) sebesar Rp25 miliar.
Adapun besaran capex yang terserap hingga akhir Kuartal III-2022 sebesar Rp15 miliar.
Anthony menyampaikan, BOLT akan tetap meneruskan rencana yang sudah dijalankan, yaitu otomatisasi mesin, pengembangan SDM dan meningkatkan efisiensi maupun produktivitas di semua lini usaha.
“Kami juga terus mengikuti perkembangan EV (kendaraan listrik). Pada 2022, kami telah mengembangkan beberapa komponen pendukung EV yang sudah ada di Indonesia. Jadi, industri kendaraan listrik akan positif bagi BOLT,” tutur Anthony.
Dia mengatakan, tren perbaikan kinerja keuangan BOLT di 2022 juga sejalan dengan momentum pemulihan industri otomotif di dalam negeri sejak awal tahun ini.
“Percepatan pemulihan ekonomi Indonesia yang disertai perpanjangan kebijakan relaksasi PPnBM DTP hingga Kuartal III-2022 ikut mendongkrak penjualan BOLT,” paparnya.