BPR Kebal Terhadap Krisis Global

Monday 26 Aug 2013, 4 : 07 pm
by

JAKARTA- Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) optimis gejolak ekonomi global yang terjadi saat ini sulit ditransmisikan ke industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Pasalnya, pangsa pasar BPR yang didominasi oleh usaha kecil menengah (UKM) memungkinkan bank kelas dua itu untuk terus tumbuh. Keyakinan tersebut seperti disampaikan Ketua Umum Perbarindo, Joko Suyanto di Jakarta, Senin (26/8). “Industri di BPR akan sulit untuk terkena dampak dari gejolak ekonomi global, karena utamanya kami menyasar usaha mikro dan kecil yang diketahui tidak terimbas secara signifikan dari krisis global saat ini. Kita kebal dengan krisisi,” kata Joko.

Meski harus menghadapi beragam tantangan, dia yakin, BPR relatif tahan terhadap dampak krisis finansial global.

Hingga Juni 2013 saja, kata Joko, BPR masih mampu meraih pertumbuhan kredit hingga 20,6 persen (year-on-year) atau meningkat Rp9,6 triliun. “Total penghimpunan dana masyarakat sudah sebesar Rp58 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 19,23 persen, jelas Joko.

Dia menilai, BPR lebih kuat untuk menahan imbas dari gejolak ekonomi global, karena basis usaha industri lebih mengarah ke konsumer, terutama usaha mikro dan kecil. Saat ini, jelas dia, jumlah debitur di industri sudah mencapai 3,2 juta nasabah. “BPR secara industri masih aman dan baik, di tengah gejolak yang terjadi saat ini,” tegasnya.

Bahkan, lanjut Joko, Perbarindo memperkirakan pertumbuhan kredit hingga akhir Desember 2013 bisa mencapai 22 persen. “Kami akan mempertahankan NPL (kredit bermasalah) di bawah 5 persen,” katanya.

Menurut Joko, ada dua strategi utama dari Perbarindo untuk bisa menjaga industri BPR agar tetap mampu bertahan dari krisis. “Pertama, menjaga portofolio outstanding yang sehat. Dan yang paling penting bisa tetap menjaga likuiditas untuk dapat melayani masyarakat,” tuturnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Dapat Predikat B Menpan RB, Irtama Setjen DPR RI Belum Puas

JAKARTA-Inspektur Utama (Irtama) Setjen DPR RI merasa belum puas dengan hasil evaluasi

Cadev Indonesia Akhir April 2014 Mencapai US$105,6 M

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia akhir